10.86 Juta Penduduk Indonesia Miskin Ekstrem, Menko PMK: Sulit Dientaskan, Seperti Kerak Nasi

Pemerintah pesimistis angka kemiskinan ekstrem sulit dituntaskan. Pangkalnya, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy, mengibaratkan kelompok masyarakat miskin ekstrim di Indonesia bak kerak nasi. 

Jumlahnya kecil tapi membutuhkan daya ungkit lebih besar untuk keluar dari kemiskinan akut. Pemerintah menargetkan, sebanyak 10.86 juta jiwa atau setara 4% penduduk Indonesia terjebak dalam kemiskinan ekstrim. 

Data itu merupakan data resmi hasil sensus ekonomi Badan Pusat Statistik (BPS) 2021. Berdasar, data itu terungkap kemiskinan ekstrem di Indonesia dialami oleh 10.86 juta jiwa. 

Sedangkan angka kemiskinan sebanyak 26,5 juta atau 9,71%. Presiden Joko Widodo (Jokowi) menargetkan tingkat kemiskinan ekstrem bisa mencapai nol persen pada 2024.

Muhadjir mengatakan, jumlah kasus kemiskinan ekstrem itu terbilang kecil. Tetapi, upaya untuk mengubah status kemiskinan ekstrem itu merupakan tantangan yang sangat berat.

“Justru kecil ini adalah merupakan kerak dari piramida kemiskinan. Karena dia kerak, maka daya ungkitnya membutuhkan energi sumber daya yang ekstra,” ujar Menko PMK pada acara Launching Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2022 Tentang Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem, di Kantor Kemenko PMK, pada Selasa (14/6).

Muhadjir mengibaratkan kemiskinan bak sepanci nasi. Dia menyebut, kemiskinan ekstrem sebagai “intip” atau kerak dari nasi. Jumlahnya sedikit tetapi untuk dikerok atau diatasi lebih sulit.

“Ibarat ngeliwet, kemiskinan ektrem ini adalah intipnya. Mengerok intip jauh lebih sulit dari pada mengambil nasi yang di atasnya. Walaupun nasinya banyak ambilnya mudah. Tapi kalau sudah jadi intip, itu memang sulit untuk dikerok,” kata Muhadjir mengibaratkan.

Karena itu, menurut Menko PMK, untuk mengentaskan kemiksinan ekstrem memerlukan daya ungkit yang ekstra keras. Dia meminta kerja sama dan kekompakkan dari semua unsur terkait.

Keterpaduan dan sinergi program serta kerjasama antar kementerian/lembaga dan juga kekuatan di luar pemerintah seperti organisasi filantropi bidang sosial kemasyarakatan, sangat diperlukan dalam membuat daya ungkit yang besar untuk menghapuskan kemiskinan ekstrem. Sehingga target kita untuk menghapus kemiskinan ekstrem 2024 tercapai. 

Dalam kesempatan launching itu hadir Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Kepala Staf Presiden Moeldoko, Kepala BKKBN Hasto Wardoyo, Kepala BPS Margo Yuwono, dan perwakilan dari kementerian lembaga lainnya.

Artikel Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -spot_img

Indonesia Terkini