Intime – Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) membeberkan terdapat 10 orang yang meninggal dunia akibat unjuk rasa di berbagai titik di Indonesia sejak 25 Agustus 2025 hingga saat ini.
Korban tewas tersebar di berbagai daerah, termasuk Jakarta, Yogyakarta, Solo, Makassar, Semarang, dan Manokwari. Penyebab meninggalnya sejumlah korban itu diduga karena kekerasan oleh aparat kepolisian.
Kesepuluh korban jiwa tersebut, yakni Affan Kurniawan (Jakarta), Andika Lutfi Falah (Jakarta), Rheza Sendy Pratama (Yogyakarta), Sumari (Solo, Jawa Tengah), dan Saiful Akbar (Makassar, Sulawesi Selatan),
Kemudian, Muhammad Akbar Basri (Makassar), Sarinawati (Makassar), Rusmadiansyah (Makassar), Iko Juliant Junior (Semarang, Jawa Tengah), dan Septinus Sesa (Manokwari, Papua Barat).
Ketua Komnas HAM Anis Hidayah mengatakan Komnas HAM masih menyelidiki tewasnya kesepuluh orang tersebut. Namun begitu, dia mengatakan dugaan sementara penyebab para korban tewas ialah kekerasan oleh aparat.
Terkait kematian Affan, Komnas HAM sedang melakukan investigasi. Komnas telah memeriksa tujuh terduga pelaku dan saat ini tengah mengumpulkan bukti-bukti lain terkait tewasnya pengendara ojek daring itu yang diduga akibat dilindas rantis Brimob di Jakarta, Kamis (28/8).
Sementara itu, mengenai investigasi korban tewas lainnya, Komnas HAM akan bekerja sama dengan lembaga nasional HAM yang lain.
“Karena ada banyak kasus yang kemudian juga menyusul kematian dan luka-luka, nanti LN (lembaga nasional) HAM ini akan membentuk tim yang akan diinformasikan kemudian bagaimana tim ini akan bekerja,” tutur Anis.
Lebih lanjut Komnas HAM mendorong negara untuk memenuhi hak pemulihan bagi korban tewas maupun luka-luka, termasuk juga peserta aksi yang ditangkap dan ditahan secara sewenang-wenang.

