Pasangan Anies Baswedan- Prasetio Edi Marsudi dinilai cukup ideal. Bahkan, bisa memenangkan pertarungan Pemiluhan Gubernur (Pilgub) 2024 di Jakarta.
Dua sosok ini memiliki rekam jejak jelas di Jakarta. Aniea pernah menjadi Gubernur Jakarta satu periode dengan hasil gemilang. Sedangkan, pras dua periode menjabat Ketua DPRD DKI Jakarta. Jadi, sudah sangat paham betul kompleksitas Jakarta dan persoalan birokrasi.
Pengamat politik dari Universitas Nasional (Unas), Selamat Ginting, menilai jika wacana duet Anies Baswedan-Prasetio Edi Marsudi terwujud pada kontestasi Pilgun Jakarta maka bisa membuat kubu Koalisi Indonesia Maju (KIM) ketar-ketir.
Sebab, lduet Anies-Pras yang kemungkinan bakal menyatukan PKS dan PDIP sebagai dua kekuatan besar di Jakarta.
Ginting menyatakan, saat ini Anies masih menjadi calon yang memiliki elektabilitas terkuat untuk di Jakarta.
Sedangkan untuk Prasetyo Edi, Ginting menyebut nama itu memang menjadi calon yang cukup seksi karena PDIP tak memiliki tokoh yang kuat.
Memang ada Ahok di PDIP tapi kan dia dan Anies seperti air dan minyak maka tak mungkin berpasangan, apalagi resistensi terhadap Ahok tinggi sekali karena dia napi yang keputusannya inkrah dalam kasus penistaan agama.
“Risma juga nampaknya suaranya ga cukup terkenal di Jakarta meski jadi mensos. Jadi kalau Pras yang diusung saya kira pendukung atau konstituen PDIP akan setuju,” papar Ginting saat dihubungi, Sabtu (23/5).
Menurut Ginting, jika duet Anies-Pras bisa terwujud maka akan menunjukkan bahwa dalam politik semuanya bisa terjadi.
“Kalau selama ini (Pras dan PDIP) selalu berseberangan dan menentang Anies Baswedan, ini publik akan melihat bagaimana dalam politik itu tidak ada kawan dan lawan yang abadi, yang ada itu kepentingan,” ujar Ginting.
Bahkan, ia memprediksi pasangan Anies-Pras ini bisa menang dalam satu putaran jika benar diduetkan di Pilkada Jakarta 2024.
Menurutnya, jikapun KIM akan memajukan sosok Ridwan Kamil, maka ia menganggap elektabilitas RK masih kalah dibanding Anies untuk di Jakarta.
Di sisi lain, Ginting memprediksi nantinya kubu KIM akan melakukan manuver politik agar pemimpin di Jakarta sejalan dengan kepemimpinan di tingkat nasional yang dipimpin Prabowo Subianto.
“Tentu jadi persoalan juga gimanapun KIM yang mendukung Prabowo jadi presiden akan melakukan manuver politik sekuat mungkin karena mereka ingin presiden dan gubernur jakarta ini harus sejalan,” ungkap dia.
“Ini berangkat dari pengalaman ketika Jokowi jadi Presiden dan Anies jadi Gubenur Jakarta banyak yang bertolak belakang,” kata Ginting.
Sebelumnya, Ketua DPD PDIP DKI Jakarta Adi Wijaya pun tak menampik adanya isu duet Anies-Pras ini.
“Ya alhamdulilah saja (jika diduetkan),” ucap politik senior yang akrab disapa Aming ini saat ditemui di Kantor DPD PDIP di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara, Rabu (22/5).
Aming mengakui, Anies masih memiliki basis dukungan yang besar di Jakarta sehingga peluangnya menang pun cukup besar.
Hal ini bisa terlihat dari hasil Pemilu 2024 lalu dimana tiga partai pengusung Anies, yaitu PKS, NasDem, dan PKB mengalami lonjakan suara cukup besar di Pileg DPRD DKI Jakarta.
“Pak Anies kuat yah di DKI, itu harus diakui kalau kita lihat kemarin yang mendukung pak Anies, semua (partai koalisi suaranya naik semua,” ujarnya.