Survei Indikator Politik Indonesia menyebutkan, politikus Partai Golkar, Ridwan Kamil (RK), dinilai menjadi lawan kompetitif Anies Baswedan pada Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jakarta 2024 daripada kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Padahal, elektabilitasnya pada Juni lalu berada di dua nama tersebut.
Peneliti Utama Indikator, Burhanuddin Muhtadi, menyampaikan demikian karena Ridwan Kamil mampu menggaet pemilih Ahok ketika berhadapan (head to head) dengan Anies. Ini terlihat dari selisih dukungan keduanya ketika saling berhadapan dan disandingkan dengan simulasi yang lainnya.
“Kalau misalnya yang kita zoom in Anies versus Ridwan Kamil, suara pemilih Ahok cenderung lari ke RK, 20%. Suara RK awalnya 18,9% [dalam simulasi tiga nama], langsung melonjak 38,8% [ketika head to head dengan Anies]. Selisihnya dalam tiga nama antara Anies versus Ridwan Kamil itu puluhan persen, tetapi dua nama, selisihnya menipis. Jadi, sekitar 11%,” katanya secara daring, Kamis (25/7).
“Jadi, meskipun Ahok nomor dua di bawah Anies dalam semua simulasi dan di atas Ridwan Kamil, tetapi kalau melihat tren ini, sepertinya RK lebih kompetitif melawan Anies ketimbang Ahok,” sambungnya.
Dalam simulasi tiga nama, elektabilitas Anies tertinggi dengan 43,8%, disusul Ahok 32,1%, dan Ridwan Kamil 18,9%. Adapun ketika head to head Anies kontra Ahok, Anies meraih dukungan 52% dan Ahok 42% atau selisih sekitar 10%.
Margin antara Anies dan Ridwan Kamil pun terpaut sekitar 11% ketika keduanya berhadapan. Hasilnya, Anies meraih 50,1% dan Ridwan Kamil 38,8%. Sementara itu, head to head antara Ahok versus Ridwan Kamil hasilnya sama-sama mendapatkan dukungan 44,7%.
Burhanuddin membenarkan kekhawatiran Partai Golkar bahwa Ridwan Kamil belum cukup kompetitif untuk bersaing pada Pilgub Jakarta 2024. Namun, apabila merujuk hasil survei Indikator, Ridwan Kamil tidak dapat dikalahkkan dengan mudah.
“Kan, muncul kekhawatiran dari internal Partai Golkar [bahwa] Ridwan Kamil tidak kompetitif. Kalau di lihat dari atas permukaan, iya, sepertinya Ridwan Kamil kalah dengan mudah. Apalagi, di bawah Ahok dan jauh di bawah Anies. Tapi, data ini menunjukkan Ridwan Kamil tidak semudah itu [dikalahkan] kalau misalnya maju,” tuturnya.
Menurut Burhanuddin, ini terjadi karena Ridwan Kamil cenderung inklusif daripada Anies dan Ahok. Sebab, dapat limpahan suara dari pendukung keduanya ketika salah satunya tidak maju.
Faktor lainnya, Ahok pernah tersandung kasus penistaan agama pada 2016-2017. “Itu yang membuat suara Ahok semacam flat, tidak mampu menarik basis pemilih, terutama muslim, konservatif di Jakarta,” tandas Burhanuddin.
Survei ini dilaksanakan pada 18-26 Juni 2024 dengan melibatkan 800 warga Jakarta yang telah memiliki hak pilih sebagai responden. Sampel berasal dari seluruh kota di Jakarta yang terdistribusi secara proporsional.
Pemilihan sampel menggunakan metode multistage random sampling. Dengan asumsi metode simple random sampling, toleransi kesalahan survei (margin of error) sekitar 3,5% pada tingkat kepercayaan 95%.