Pengunjung Ancol Merosot Hingga 10 Persen, Imbas Pembangunan MRT

PT. Pembangunan Jaya Ancol mengungkapkan, bahwa jumlah pengunjung wisata Ancol, Jakarta Utara mengalami penurunan yang cukup signifikan hingga 10 persen.

Hal tersebut terungkap saat rapat antara Komisi C DPRD DKI Jakarta bersama PT. Pembangunan Jaya Ancol di gedung DPRD DKI, pada Jumat (25/10).

Direktur Utama PT Pembangunan Jaya Ancol Winarto menyampaikan, penurunan jumlah pengunjung dikarenakan beberapa faktor. Yakni ketidakpastian stabilitas ekonomi, baik makro maupun mikro.

“Ini mempengaruhi daya beli masyarakat dan minat untuk berwisata,” ucap Winarto.

Selain itu, pembangunan jalan tol, pengolahan air limbah dan pembangunan jalur MRT, juga berdampak pada wisatawan yang ingin ke Ancol.

“Kami pahami ini bagian dari dampak pembangunan dinamika yang kita harus sabar menunggu. Beruntung secara keuangan kita masih baik dan sehat. Kita masih untung masih ada keuntungannya memang skalanya sedikit karena pengunjungnya berkurang,” kata Winarto.

Untuk itu, ia menyatakan kesiapannya untuk mengupayakan penataan traffic dengan berkoordinasi bersama Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta. Termasuk juga meningkatkan kualitas pelayanan dari sisi Food and Beverage (FnB).

“Tentu yang pertama mengupayakan penataan traffic. Alhamdulillah sampai dengan tahun ini kita masih memberi kontribusi dalam bentuk pajak daerah maupun bentuk dividen kepada Pemprov DKI,” tutupnya.

Menyikapi hal itu, Ketua Komisi C DPRD DKI Jakarta Dimaz Raditya meminta PT. Pembangunan Jaya Ancol membuat strategi dan inovasi untuk menarik pengunjung.

Ia mengusulkan agar Pantai Ancol bisa diakses tanpa perlu mengeluarkan biaya.

“Kami DPRD ingin Ancol kembali seperti dahulu. Mudah-mudahan ke depan orang masuk bebas saja. Sehingga Ancol yang kita cintai dan banggakan bisa hidup lagi,” ujar Dimaz.

Ia berharap, di saat melemahnya perekonomian, Ancol dapat hadir memberikan hiburan kepada warga Jakarta dengan gratis mengakses pantai.

“Jangan kita kalah sama swasta, PIK itu sekarang gratis. Saya harapkan kita sebagai pemerintah jangan kalah sama swasta, sehingga kalau bisa bikin kajiannya,” pinta Dimaz.

Artikel Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -spot_img

Indonesia Terkini