Dinilai Gagal Urus Kebutuhan Pokok, Politikus Demokrat Desak Mendag Mundur

Menteri Perdagangan (Mendag) M Lutfi dinilai tak mampu mengatasi melonjaknya harga hingga kelangkaan barang kebutuhan pokok. Kegagalan Mendag ditunjukkan dengan masih mahalnya harga minyak goreng yang sudah terjadi sejak beberapa bulan lalu.

Demikian disampaikan Anggota Komisi XI DPR RI Didi Irawadi, merespons masih mahalnya harga barang kebutuhan pokok saat bulan suci Ramadhan. Salah satu barang kebutuhan pokok yang harganya masih meroket saat ini adalah minyak goreng.

“Langkanya dan mahalnya kebutuhan pokok, apalagi meroketnya harga minyak goreng yang sudah berbulan-bulan terjadi, tanda Menteri Perdagangan memang tidak mampu mengatasi masalah,” kata Didi kepada wartawan, Jumat, (8/4).

Oleh karena itu, Didi mendesak, agar M Lutfi mundur dari jabatannya sebagai Mendag. Sebab, M Lutfi dianggap tidak bisa mengatasi mafia minyak goreng yang menjadi penyebab langka dan mahalnya minyak goreng di Tanah Air.

“Sudah harus mundur, dugaan mafia minyak goreng dan lain-lain, yang sudah jelas tidak bisa diatasi apakah tidak membuat malu sang menteri? Apalagi sang menteri juga pernah bilang ada mafia minyak goreng tersebut,” tegas dia.

Didi mengungkapkan saat ini rakyat menunggu solusi terkait permasalahan tata kelola minyak goreng dan kebutuhan pokok. Ia berharap ada sosok pemimpin yang kuat untuk dapat memberantas keberadaan mafia minyak goreng tersebut.

“Selanjutnya bisa atasi dan menata kembali kebijakan terkait harga yang tidak terjangkau tersebut,” imbuhnya.

Didi merasa ironis dengan kelangkaan minyak goreng di Tanah Air. Kepala Departemen Luar Negeri dan Keamanan Nasional Partai Demokrat ini, menyayangkan rakyat harus membeli minyak goreng dengan harga mahal meski Indonesia menjadi produsen sawit terbesar di dunia

“Justru rakyatnya harus membeli sangat mahal minyak gorengnya,” pungkas Didi.

Artikel Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -spot_img

Indonesia Terkini