M Taufik Sang “Designer” Politik Gerindra DKI

Tabir yang selimuti kabar hengkangnya politikus senior Partai Gerindra di DKI, Mohamad Taufik ke Partai Nasional Demokrat (NasDem) perlahan-lahan mulai disingkap.

oleh: Achmad Rizki

Taufik seolah sedang mengendalikan emosi publik yang selama ini meraba-raba kemana arah jangkar politik Taufik ditautkan.

Kini, Taufik yang sebagian kalangan menyebutnya sebagai Koboy Kebon Sirih itu membuka lapisan kedua tabir untuk menjawab pertanyaan publik.

Ya, Taufik menyiratkan bahwa ia punya kesamaan pandangan dengan Partai NasDem soal sosok pemimpin nasional pengganti Presiden Joko Widodo pada 2024.

Tapi masalah kesamaan pandangan politik Taufik dan NasDem akan kita bahas berikut. Terhangat, kabar berembus lebih kencang lagi. Bendahara PWNU DKI itu tak sendirian.

Manuver politik Taufik kabarnya bakal diikuti politisi Gerindra lainnya. Sejumlah politisi lambang burung garuda, loyalis Taufik bakal ikut hengkang menyusulnya. Semuanya perlahan.

Di antaranya, mereka yang ikut hengkang itu terdapat sejumlah politisi di Kebon Sirih. Tentu ini kerugian besar bagi partai besutan Prabowo Subianto.

Mereka yang saban tahun berjuang bersama Taufik bakal hengkang berjemaah ke partai yang sama. Partai NasDem. Taufik memang bukan kaleng-kaleng. Ia seolah punya kekuatan besar yang menggetarkan. Mereka seolah punya perasaan yang sama. Sama-sama sudah tak nyaman berada di Partai Gerindra.

M taufik ajak Syarif naik becak | Foto: Dok. M Taufik
M taufik ajak Syarif naik becak | Foto: Dok. M Taufik

Manuver sejumlah politisi senior Partai Gerindra itu bak gelombang besar yang menghantam benteng pertahanan musuh. Manuver itu menjadi tsunami politik di Partai Gerindra.

Kekuatan-kekuatan utama yang menjadi benteng partai selama ini rontok seketika. Hengkangnya Taufik memberi efek domino bagi partai Gerindra di DKI yang saat ini dipimpin Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria.

Partai Gerindra DKI di bawah kepemimpinan Riza Patria bakal mengalami ujian panjang. Kehilangan tokoh-tokoh kaliber sama artinya dengan kehilangan suara pemilih.

Kehilangan suara pemilih pasti berdampak pada berkurangnya perolehan kursi di DPRD DKI. Inilah ujian sesungguhnya. Berat dan berefek domino. Tak mudah mencari pengganti seperti Taufik yang memiliki pengaruh politik yang mengakar dan meluas.

Sebab, Taufik merintis jalan politiknya dalam waktu lama dan berliku. Selain itu, Taufik punya personal character yang khas.

Ia adalah teman ngobrol yang menyenangkan sekaligus lawan debat yang tak tersinggung jika dibantah. Dia tetap tangguh dengan rasionalitas yang kuat.

Ia pandai bergaul bahkan lintas usia. Lawan maupun kawan dianggapnya teman berjuang. Sulit rasanya mencari penggantinya. Kelebihan Taufik itu berkorelasi langsung dengan catatan gemilangnya selama memimpin Partai Gerindra di Jakarta. Ia sukses mengkader dan mengantarkan banyak politisi ke DPRD DKI.

Perolehan kursi Partai Gerindra juga melonjak pesat. Pada Pileg 2009, Partai Gerindra memperoleh 6 kursi di DPRD DKI. Bahkan, kampanye, pun hanya dihadiri tiga orang dia tak gentar kala itu.

Lalu pada Pileg 2014 meningkat tajam menjadi 15 kursi pada Pileg tahun 2014 dan bertambah lagi menjadi 19 kursi pada Pileg 2019.

Dia juga berhasil memenangkan pertarungan Pilgub DKI 2012. Kala itu, PDIP-Gerindra koalisi mengusung pasangan Jokowi-Ahok, melawan koalisi gajah. Yakni, pasangan Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli.

Lalu 2017, Gerindra berkoalisi dengan PKS mengusung Anies-Sandi, melawan koalisi raksasa Ahok-Djarot. Bukan Taufik kalau tidak menang. Dia berhasil menang dengan selisih 15% suara dengan Ahok-Djarot. Anies-Sandi menang.

Kini, Partai Gerindra DKI harus menatap tiga agenda politik pada 2024 mendatang, pilpres, pileg dan Pilkada DKI tanpa kehadiran Taufik, sang designer politik Gerindra selama ini. Tentu ada harapan.

Sebab, Ketua DPD Gerindra DKI adalah seorang Wakil Gubernur DKI saat ini. Tapi mendulang sukses di DKI itu bukan kerja politik yang mudah di tengah karakter pemilih DKI yang dinamis dan rasional.

Akhirnya, tahun 2024 adalah tahun pembuktian yang critical bagi Partai Gerindra, apakah akan terus membesar atau akan memasuki fase kemerosotan bersama hengkangnya si ‘Koboy Kebon Sirih’ itu. Menarik untuk dinanti.

Artikel Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -spot_img

Indonesia Terkini