Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta masih bertahan melemah, pada Selasa (12/7) sore. Hal itu, dibayangi sikap agresif bank sentral AS The Fed dalam menaikkan suku bunga acuan.
Rupiah ditutup melemah 20 poin atau 0,13% ke posisi Rp14.995 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.975 per dolar AS.
“Dolar AS dalam tren penguatannya dibalik ekspektasi bahwa The Fed akan terus bersikap agresif dalam menaikkan suku bunga untuk mengendalikan lonjakan inflasi,” kata analis Monex Investindo Futures Faisyal dikutip dari laman Antara.
The Fed diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin pada pertemuan 26-27 Juli 2022 mendatang.
Kekhawatiran resesi terus mengirim indeks dolar AS ke level tertinggi baru 20 tahun pada awal pekan.
Pelaku pasar juga menunggu data indeks harga konsumen AS yang akan dirilis pada Rabu (13/7) dan indeks harga produsen yang akan dirilis pada Kamis (14/7).
Data inflasi konsumen AS pada Juni diperkirakan akan mencetak rekor tertinggi baru dalam 49 tahun yaitu sebesar 8,8 persen.
Pelaku pasar sedang mempersiapkan kemungkinan The Fed memberlakukan kenaikan suku bunga non-stop sebesar 75 basis poin bulan ini dan tiga berikutnya jika inflasi tidak mundur secepat yang diharapkan bank sentral pada akhir tahun.
Rupiah pada pagi hari dibuka melemah ke posisi Rp14.992 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp14.985 per dolar AS hingga Rp15.018per dolar AS.
Sementara itu, kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Selasa melemah ke posisi Rp14.993 per dolar AS dibandingkan posisi hari sebelumnya Rp14.969 per dolar AS.