Politikus PDIP Effendy Simbolon, menyatakan, inisiatif kelompok relawan Jokowi melakukan musyawarah rakyat (Musra) 1 merupakan upaya menggiring presiden Joko Widodo ke tepi jurang.
Pangkalnya, dengan digiring ke Musra, presiden Jokowi akan menjadi semakin eksklusif. Padahal, selama ini PDIP sebagai partai yang mengantarkan Presiden Jokowi sejak menjadi Wali Kota Solo memberi ruang besar untuk dimiliki seluruh elemen bangsa.
“Oleh karenanya jangan dieklusifkan, jangan di-Musrakan. tu ciri-ciri mengarahkan beliau ke jurang. Ruang kepemilikan terhadap beliau begitu besar kalian buat eksklusif. “Biarkan dia dimiliki oleh seluruh komponen bangsa,” kata Effendy Simbolon secara virtual saat jadi pemateri dalam sebuah diskusi, Minggu sore kemarin (7/8).
Dia mengatakan, presiden Jokowi merupakan tokoh yang disukai mayoritas masyarakat Indonesia. Karenanya, kehadiran Musra relawan Jokowi di Bandung, Jawa Barat (Jabar) pada akhir Agustus 2022 hanya akan menggiring Presiden Jokowi menjadi semakin mengecil.
“Dia (Jokowi) sudah menjadi pemimpin yang disukai oleh majority, dicintai, dikagumi, dihormati baik oleh kawan oleh lawan, kenapa kalian eksklusifkan ke kelompok kecil,” katanya dihadapan Eko Sulistyo yang merupakan Dewan Pengarah Musyawarah Rakyat.
Dia mempertanyakan, jumlah real relawan Jokowi yang mendorong terwujudnya Musra. Dia bahkan meledek bahwa relawan-relawan yang kini menempati posisi komisaris ataupun direksi BUMN itu diikuti oleh sedikit dari keseluruhan orang yang mencintai Presiden Jokowi.
“Bagaimana menghitungnya relawan itu. Relawan yang hanya di komisaris itu ya paling cuma 1000 orang. Mana sih daftar relawan itu, mana sih KTA relawan, itu kan yang mau diklaim. Ya berarti berada di komisaris direksi yang jadi apa, jadi apa itu aja. Kenapa kalian perkecil,” katanya.
Dia menambahkan, selama delapan tahun memimpin, pemerintahan Presiden Jokowi berjalan bukan tanpa guncangan politik yang hebat. Dampaknya dirasakan oleh semua masyarakat yang terbelah.