Beberapa Area Lahan di Tanah Merah Abu-abu, Politikus PDIP: Pertamina Pernah Kalah di Pengadilan

Lahan permukiman warga di dekat Depo Pertamina Plumpang, Jakarta Utara beberapa area abu-abu (grey area). Jadi, tanah itu tidak dimiliki warga maupun PT Pertamina (Persero).

Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta, Ida Mahmudah, menyataakan, pernah menangani polemik kepemilikan tanah di Kawasan Tanah Merah yang menjadi lokasi kebakaran akibat pipa gas bahan bakar minyak (BBM) Depo Pertamina Plumpang.

Menurut politikus PDIP itu, Pertamina juga sudah pernah kalah dalam pengadilan beberapa tahun lalu.

“Saya pernah menangani (polemik kepemilikan tanah) tahun 2010 di Tanah Merah. Ada putusan pengadilan bahwa Pertamina kalah oleh gugatan warga dikarenakan Pertamina tidak pernah punya surat (kepemilikan tanah),” kata Ida saat dihubungi, Sabtu (4/3).

Mantan Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDIP Jakarta Utara itu, kasus tersebut, terjadi di era kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo. Saat itu, Ida juga bertindak sebagai Ketua Komisi A DPRD DKI Jakarta dan sempat memfasilitasi serta memediasi kedua belah pihak.

“Mereka sudah pernah kami mediasi untuk rapat dengan serius ternyata Pertamina tidak punya surat terkait dengan Tanah Merah,” ungkapnya.

Di sisi lain, kata Ida, warga di sana juga tidak memiliki sertifikat kepemilikan tanah di kawasan Tanah Merah. Karena itu, Ida menganggap wilayah setempat merupakan area abu-abu.

“Masalahnya warga di sana juga tidak punya surat tanah, itu daerah abu-abu. Memang itu sudah ada yang punya, tapi yang punya ini memang masih misteriuslah,” imbuh Ida dari Fraksi PDI Perjuangan ini.

Menurut dia, sebetulnya antara permukiman warga dengan Depo Pertamina terdapat kali kecil dan pagar yang dianggap bisa menjadi zona penyangga atau buffer zone. Namun masyarakat kurang disipilin terhadap aturan, sehingga mereka diam-diam menguruk lahan itu untuk membangun hunian.

Meski demikian, Ida meminta persoalan kepemilikan tanah dikesampingkan dulu sementara waktu, karena tragedi ini menelan korban hingga belasan orang. Dia meminta kepada Pertamina untuk bertanggung jawab terhadap musibah tersebut, termasuk menanggung biaya pengobatan dan permukiman warga rusak akibat ledakan tersebut.

“Dampak dari kebakaran adalah meledaknya tangki Pertamina, saya minta betul keseriusan Pertamina untuk memperhatikan atau membangun warga yang memang kehilangan rumah,” katanya.

“Saya tidak bicara ini tanah siapa, ini tanah bermasalah atau tidak. Ini kita kesampingkan dulu, tapi dari segi kemanusiaan ini warga di sekitar Pertamina sedang berduka sekali,” lanjutnya.

Artikel Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -spot_img

Indonesia Terkini