Partai Gerindra terus mengumpulkan Partai Politik guna memuluskan Prabowo Subianto menjadi Calon Presiden (Capres) pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Meskipun, ini ketiga kalinya jadi capres. Prabowo terus berusaha bertaruh dengan membangun Koalisi Besar atau ‘Bongsor’. Walaupun, tidak menjamin untuk memenangkan kontestasi 2024.
Partai Gerindra melakukan pertemuan berkala dengan PKB di Jalan Kertanegara 4, Jakarta Selatan, Senin, (10/4).
Sebelum pertemuan berlangsung, Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto mengungkapkan, bahwa dirinya akan membicarakan terkait pertemuannya dengan para ketua umum partai.
Tidak hanya itu, Menhan juga mengatakan kalau dirinya akan bertukar informasi dengan Ketua Umum PKB, Abdul Muhaimin Iskandar (Gus Muhaimin).
“Hari ini adalah satu pertemuan berkala karena kita sudah cukup lama menjalin kerjasama politik dan kita sudah membentuk Sekretariat Bersama (Sekber) sehingga memang secara berkala kita berjumpa untuk mengupdate masing-masing,” ujar Prabowo Subianto kepada awak media.
“Jadi hasil pertemuan dengan partai-partai lain saya akan brief beliau, tentunya beliau juga akan update hal-hal, jadi kita akan tukar menukar informasi, saya kira itu,” imbuh dia.
Di tempat yang sama, Gus Muhaimin menerangkan, pertemuan rutin yang biasa dilakukan antara Partai Gerindra dan PKB sebagai bagian dari Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR).
“Saya bersama teman-teman DPP PKB sungguh berbahagia bersyukur bertemu kembali untuk melaksanakan diskusi rutin update berbagai perkembangan sehingga kita ingin mendorong terus Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) ini semakin positif bagi upaya kita menyambut perhelatan Pemilu 2024,” jelas Gus Muhaimin.
Diketahui sebelumnya, Partai Gerindra sudah melakukan pertemuan dengan beberapa partai politik sejak Rabu, 5 April 2023.
Saat itu, Prabowo Subianto melakukan pertemuan dengan Ketua Umum Partai Perindo, Hary Tanoesodibjo dan membahas terkait koalisi besar.
Kemudian, dilanjutkan pada Kamis, 6 April 2023. Partai Gerindra juga melakukan silaturrahmi politik dengan Partai Bulan Bintang (PBB) dan membahaskan hal yang sama, yaitu koalisi besar.
Sebelumnya, Analis Forum Doktor Universitas Indonesia (UI), Reza Hariyadi, mengungkapkan, koalisi ‘bongsor’ atau besar yang akan mengusung Prabowo Subianto tidak menjamin bisa memenangkan pertarungan Pilpres 2024.
Pangkalnya, kata dia, Prabowo akan memasuki keempat kalinya ikut pilpres pada 2024. Yakni, Pilpres 2009, Pilpres 2014, dan Pilpres 2019, Prabowo selalu maju dan berakhir pada kekalahan.
Khusus di tahun 2009, Prabowo maju sebagai cawapres. “Bagaimana pun juga, Prabowo sudah tiga kali dalam pilpres. Khawatir ada potensi titik jenuh pada masyarakat. Elu lagi, elu lagi, dan elu lagi,” ucap Reza dalam keterangannya, Sabtu (8/4).
Meskipun, ini harus tetap diuji dalam research atau survei. Tetapi, jika melihat secara empirik di lapangan masyarakat cenderung menginginkan sosok baru capres 2024.
“Makanya, koalisi besar tidak menjamin menang. Berikan rakyat capres sosok baru dan cerdas. Jangan sampai masuk dalam jebakan titik jenuh,” ucapnya.