Oleh: Faizal Assegaf (kritikus)
Surya Paloh dan Anies merusak permainan politik Jokowi, Gerindra dan PDIP. Manuver Nasdem dan PKB mengusung Anies-Cak Imin, mesti dicermati punya kalkulasi strategis.
Maklum, jaringan PKB yang berakar di Jawa Timur, kini mulai memasuki orbit konsolidasi gerakan perubahan. Basis jutaan warga NU tersebut bakal menjadi arena politik paling sengit.
Selain itu, Nasdem dan PKB memiliki pengaruh yang signifikan di sentrum kekuasaan. Saling beradu kuat dengan PDIP dan Gerindra. Membuat PAN, Golkar dan PPP semakin redup dan dilematis.
Di luar Istana PKS, Anies dan elemen oposisi lincah berkonsolidasi dengan rakyat. Sementara di dalam jantung kekuasaan, PKB dan Nasdem melucuti pengaruh Jokowi.
Formasi politik yang cerdas. Memberi peluang kemenangan bagi Anies-Cak Imin. Namun, muncul polemik isu korupsi. Tak beda dugaan kasus Gibran, Kaesang, Erick Thohir, Airlangga dan Ganjar.
Bila KPK nekat bidik Cak Imin, jelas sangat fatal. Berpotensi menyulut gejolak politik. Jokowi akan berada dalam sorotan serius, lantaran terkesan berupaya keras menjegal Anies.
Namun, Istana dan KPK sangat hati-hati. Sebab bersatunya Nasdem dan PKB usung Anies-Cak Imin, membuat ruang gerak Jokowi semakin terjepit. Itu poinnya!
Nasdem sudah diobok-obok. Jika PKB pun dizalimi, imbasnya semakin merusak citra Jokowi. Namun, kemarahan SBY lantaran anaknya gagal jadi Cawapres, juga patut diwaspadai.
Mengingat sehari setelah Demokrat resmi keluar dari barisan perubahan, muncul manuver KPK mengusik Cak Imin. Akal-akalan dan berbau politis. Diduga itu intrik Jokowi atau SBY…? Modus lempar batu sembunyi tangan!