Adhie Massardi Minta Polemik PBNU Tak Benturkan Gus Dur dan Gus Yahya

Intime – Koordinator Gerakan Indonesia Bersih (GIB), Adhie M Massardi, berharap tidak ada pihak yang memanfaatkan dinamika internal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dengan membenturkan sosok Presiden ke-4 RI, Abdurrahman Wahid (Gus Dur), dengan Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya).

Harapan tersebut disampaikan Adhie menanggapi beredarnya risalah rapat harian Syuriyah PBNU yang memuat desakan agar Gus Yahya mundur atau diberhentikan dari jabatan ketua umum. Rapat tersebut dihadiri 37 dari total 53 anggota Syuriyah.

Salah satu poin utama dalam risalah itu menyoroti kehadiran narasumber Akademi Kepemimpinan Nasional NU (AKN NU) yang dinilai memiliki keterkaitan dengan jaringan Zionisme Internasional.

Narasumber tersebut adalah akademisi Peter Berkowitz, yang diundang langsung oleh Gus Yahya. Kehadirannya dinilai bertentangan dengan nilai Ahlussunnah wal Jamaah An-Nahdliyah serta Muqaddimah Qanun Asasi NU.

“Agar tidak membenturkan Yahya dan Gus Dur,” ujar Adhie kepada wartawan di Jakarta, Sabtu (22/11).

Sebagai Juru Bicara keluarga Gus Dur, Adhie mengaku khawatir munculnya narasi yang mencoba membela kedekatan Gus Yahya dengan Israel dengan menjadikannya seolah sejalan dengan hubungan Gus Dur pada masa lalu.

Menurutnya, ada pihak-pihak yang bisa saja menyamakan konteks keduanya, padahal hubungan tersebut berbeda jauh.

“Ini ada unsur Israel, menyangkut Gus Dur,” kata Adhie.

Adhie menjelaskan bahwa Gus Dur memiliki hubungan dengan tokoh Israel yang berada dalam jaringan pro-perdamaian yang dipimpin oleh Shimon Peres.

Ia menegaskan hubungan tersebut berlangsung dalam konteks diplomasi perdamaian, sejalan dengan rekam jejak Peres yang bersama Yasser Arafat pernah meraih Nobel Perdamaian.

“Gus Dur bergaul dengan orang Israel yang pro perdamaian yang dipimpin Shimon Peres. Nama ada di Yayasan Shimon Peres. Konteks beda,” tegasnya.

“Simin (Shimon Peres) dan Yaser Arafat raih Nobel Perdamaian,” tambahnya.

Sementara itu, lanjut Adhie, hubungan yang dibangun Gus Yahya berbeda karena dinilai terkait dengan jaringan yang pro Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

“Gus Yahya bergaul dengan Benyamin pro genosida,” ungkapnya.

Adhie berharap polemik internal PBNU tidak dimanfaatkan pihak-pihak tertentu untuk menciptakan konflik baru, terutama dengan menyeret nama Gus Dur dan memelintir konteks sejarah hubungan internasional yang pernah dijalinnya.

Artikel Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -spot_img

Indonesia Terkini