AHY Soal Utang Kereta Cepat: Masih Dikaji, Jangan Jadi Polemik

Intime – Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (Menko IPK) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menegaskan bahwa pemerintah masih mengkaji secara mendalam terkait polemik utang proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) atau Whoosh.

AHY menyampaikan hal tersebut dalam acara media gathering “Pencapaian Pembangunan Infrastruktur Satu Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran” di Jakarta, Selasa (21/10).

“Saya belum bisa menyampaikan secara definitif karena memang masih terus dikembangkan,” ujar AHY.

Ia memastikan, pemerintah akan membuka hasil kajian dan langkah yang akan diambil secara transparan pada waktunya. Menurutnya, ada berbagai opsi yang tengah dipertimbangkan untuk penyelesaian utang proyek strategis tersebut.

“Tentu masih ada opsi yang ditanggulangi pemerintah, tapi juga bisa ada opsi lain-lain,” kata AHY.

Putra sulung Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono itu menegaskan, pemerintah tidak ingin persoalan ini menimbulkan kesan adanya perbedaan kepentingan antara pemerintah, pihak swasta, maupun badan usaha milik negara (BUMN).

“Saya tidak ingin ini menjadi polemik antara pemerintah seperti berhadapan-hadapan dengan swasta dan atau BUMN. Semua pihak ingin mencari solusi terbaik. Ini juga arahan dari Pak Presiden Prabowo Subianto,” ujarnya.

AHY menambahkan, dirinya bersama jajaran kementerian terkait terus mengawal isu ini agar penyelesaiannya sejalan dengan prinsip efisiensi dan keberlanjutan proyek infrastruktur nasional.

“Dan saya sedang mengawal isu ini bersama teman-teman yang lain,” tegasnya.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi menegaskan bahwa pemerintah tidak akan menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk membayar utang proyek KCJB.

Menurut Purbaya, sejak dividen dari BUMN tidak lagi diterima langsung oleh pemerintah dan dialihkan ke Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara, maka tanggung jawab pembayaran seharusnya berada pada entitas tersebut.

“Dulu kan semuanya pemerintah yang menanggung. Tapi ketika sudah dipisahkan dan seluruh dividen masuk ke Danantara, Danantara cukup mampu untuk membayar itu,” ujar Purbaya saat ditemui di Kantor Pusat Ditjen Pajak, Jakarta, Rabu (15/10).

Ia juga menjelaskan bahwa PT Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC), operator proyek Whoosh, mayoritas sahamnya dimiliki oleh PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI yang merupakan BUMN di bawah koordinasi Danantara.

Artikel Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -spot_img

Indonesia Terkini