Jakarta – Artificial Intelligence (AI) kini hadir sebagai faktor penentu dalam mendorong daya saing logistik nasional. FIATA (International Federation of Freight Forwarders Associations) menegaskan bahwa adopsi AI dalam sektor logistik dan rantai pasok sudah tidak terelakkan lagi, termasuk bagi Indonesia.
Laporan Gitnux tahun 2025 menunjukkan 60% perusahaan pengiriman barang global yang menggunakan AI mampu meningkatkan efisiensi operasional. Efisiensi ini mencakup perencanaan permintaan (demand forecasting), pemeliharaan armada, otomasi layanan pelanggan, hingga analisis tren pasar yang lebih akurat.
“AI menjadi keniscayaan bagi dunia usaha. Para pelaku logistik global sudah membuktikan manfaatnya dalam menciptakan bisnis yang lebih cepat, efisien, dan adaptif. Indonesia tidak boleh tertinggal,” ujar Yukki Nugrahawan Hanafi, Chairperson FIATA Region Asia-Pacific sekaligus Ketua Dewan Pembina ALFI.
AI dalam Menghadapi Disrupsi Global
Pasca pandemi, sektor logistik global menghadapi tantangan berat: perang tarif, ketidakpastian geopolitik, hingga terganggunya jalur pelayaran strategis. AI hadir membantu perusahaan membaca lanskap perdagangan yang berubah, sekaligus mengintegrasikan data akurat ke dalam pengambilan keputusan bisnis.
Yukki menegaskan, AI bukan sekadar teknologi tambahan, tetapi ‘game changer’ yang mampu mengakselerasi daya saing logistik Indonesia.
Peran Pemerintah dan Regulasi
Senada dengan itu, Ariyo DP Irhamna, Ekonom INDEF, menekankan pentingnya peran pemerintah dalam mempercepat integrasi AI melalui pembangunan infrastruktur logistik dan digital.
“Jika faktor AI diikutsertakan dalam Perpres Penguatan Sektor Logistik, maka industri akan lebih serius mengadopsi AI. Infrastruktur fisik harus dibarengi dengan transformasi digital,” jelas Ariyo.
Momentum Strategis Indonesia
Saat ini, pemerintah tengah menargetkan penurunan biaya logistik nasional ke bawah 20% dari PDB sekaligus pertumbuhan ekonomi 8% sebagaimana visi Presiden Prabowo. Integrasi AI dalam sistem logistik bisa menjadi akselerator penting untuk mencapai target tersebut.
“Momentum ini sangat strategis. Jika kita berani berinvestasi pada SDM dan teknologi AI, logistik Indonesia bukan hanya efisien, tapi juga kompetitif di pasar global,” tutup Yukki.