Intime – Aksi Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan yang memanggul beras dan membantu membersihkan lumpur di rumah warga terdampak banjir bandang di Sumatra menuai kritik.
Direktur Indonesia Political Review (IPR), Iwan Setiawan, menilai tindakan Ketua Umum PAN itu bukan spontanitas, melainkan telah direkayasa.
“Ini merupakan by setting untuk mengalihkan fokus publik dari yang awalnya Zulkifli Hasan menjadi sasaran kritik karena berkontribusi menimbulkan bencana banjir di Sumatera,” ujar Iwan, Kamis (4/12).
Iwan menyinggung kembali polemik lama terkait kebijakan Zulkifli Hasan saat menjabat sebagai Menteri Kehutanan. Saat itu, ia disebut menerbitkan izin pelepasan kawasan hutan mencapai 1,64 juta hektare.
Kebijakan tersebut memungkinkan pembukaan dan alih fungsi hutan, termasuk untuk perkebunan sawit, yang sebelumnya menuai kritik keras dari organisasi lingkungan Greenomics.
“Beberapa waktu terakhir ramai diberitakan soal izin yang diterbitkan Zulkifli Hasan. Greenomics mengkritik karena izin itu membuka peluang pembabatan hutan dalam skala besar,” kata Iwan.
Menurutnya, sorotan publik terhadap rekam jejak tersebut diduga menjadi alasan munculnya aksi Zulkifli Hasan di lokasi banjir. Ia menilai aksi memikul beras dan membersihkan rumah warga sengaja ditonjolkan untuk menutupi isu yang lebih besar.
“Agar publik lebih fokus melihat aksi konyolnya memikul beras itu daripada mengkritik perannya membabat hutan atas nama izin dari Kemenhut,” ujarnya.
Iwan menyebut aksi tersebut dirancang dengan perhitungan matang, termasuk soal dampak pemberitaan.
“Bagi saya, aksi Zulkifli Hasan pikul beras itu sudah di-setting. Targetnya memang dimunculkan ‘dosa kecil’ atau hal konyol untuk menutupi ‘dosa besar’ yang membahayakan dirinya,” pungkasnya.

