Intime – Anggota Komisi IV DPR RI, Firman Soebagyo, menilai aksi pengibaran bendera One Piece yang viral di media sosial sebagai bentuk provokasi untuk menyerang pemerintahan Prabowo Subianto.
“Ini cara-cara provokatif yang ingin menjatuhkan pemerintahan,” tegas Firman saat berbicara kepada wartawan di Jakarta, Kamis (31/7).
Politisi Partai Golkar itu menegaskan bahwa pengibaran bendera anime Jepang tersebut, yang dilakukan jelang HUT ke-80 RI, harus dilarang. Ia pun meminta masyarakat tidak terpengaruh oleh aksi tersebut.
Firman menilai, tindakan tersebut sangat merugikan bangsa dan negara. Oleh karena itu, ia mendesak aparat keamanan untuk segera bertindak.
“Jelas ini adalah bagian dari provokasi yang merugikan bangsa dan negara. Ini tidak boleh. Bisa jadi ini bagian dari makar. Harus ditindak tegas,” tegasnya.
Lebih lanjut, Firman mendorong aparat penegak hukum untuk mengidentifikasi pihak-pihak yang terlibat dalam pengibaran bendera One Piece tersebut. Ia juga meminta agar pelaku diperiksa dan diberikan pembinaan.
“Minimal, mereka yang melakukan harus diinterogasi—siapa yang menyuruh dan apa motivasinya. Setelah itu, perlu dilakukan pembinaan,” pungkasnya.
Diketahui, jaga media sosial heboh dengan video masyarakat yang mengibarkan bendera One Piece menjelang peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus. Bendera One Piece tersebut dikibarkan di depan rumah, kendaraan pribadi, hingga truk.
Bendera One Piece berwarna hitam dengan simbol tengkorak dan topi jerami khas anime One Piece. Bendera bajak laut tersebut menjadi salah satu simbol paling ikonik dalam dunia anime dan manga.
Pengibaran bendera One Piece itu pun dimaknai sebagai sindiran tajam terhadap penguasa. Selain menggambarkan kegelisahan atas berbagai persoalan bangsa, aksi ini sekaligus menyuarakan harapan akan hadirnya keadilan dan perubahan
