Achmad Nur Hidayat Pakar Kebijakan Publik Narasi Institute
Gubernur Jakarta Anies Baswedan hari ini dipanggil KPK untuk dimintai keterangan terkait penyelenggaraan Formula E. Anies yang bulan depan jabatannya akan berakhir memang diprediksi menjadi calon kuat capres 2024.
Sebelumnya gencar diberitakan bahwa Anies akan dimintai keterangan terkait penyelenggaraan Formula 1 di Jakarta. Padahal mestinya KPK terlebih dahulu memanggil dan meminta keterangan ketua penyelenggara Formula 1 Ahmad Sahroni Anggota DPR RI sebelum meminta keterangan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.
Sejak menjabat sebagai gubernur Jakarta berpasangan dengan Sandiaga Uno sekarang Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Anies memang telah banyak melakukan program bagi Jakarta.
Dari mulai angkutan terintegrasi yang murah pembangunan stadion berskala internasional penyelenggaraan event internasional dan berbagai program yang dirasa meningkatkan citra ibukota. Sehingga, dengan banyaknya program tersebut nama Gubernur Anies Baswedan melambung sebagai Capres Pemilu 2024.
Mengapa Anies harus dijegal? Pertama, karena Anies potensial menang. Banyak pihak yang meyakini Anies tak terkalahkan jika nyapres di 2024. Kayakinan ini bukan hanya datang dari para pendukung Anies, tapi juga dari mereka yang gak suka dan tidak ingin Anies jadi presiden.
Inilah alasan kenapa Anies harus dijegal. Kalau gak potensial menang, ngapain dijegal. Buat apa keluar begitu banyak biaya untuk jegal Anies. Biarain aja. Toh akan kalah.
Kedua, kalau Anies jadi presiden, mereka anggap ini bahaya. Bahaya bagi siapa? Ya bagi kepentingan mereka. Bahkan bahaya bagi nasib masa depan mereka.
Jadi Gubernur DKI saja, reklamasi gak berlanjut. Alexis tutup. Bisnis-bisnis ilegal di Jakarta tiarap. Mafia properti tak bisa bergerak leluasa. Setoran yang selama ini diterima para politisi banyak yang stop. Saham bir dijual. Anies jadi gubernur DKI, banyak pendapatan dan bisnis ilegal tak berjalan seperti sebelumnya. Ini bahaya!
All out mereka kerja keras gagalkan Anies nyapres. Berapapun biayanya dan apapun taruhannya, mereka akan lakukan. Saya dengar ini dari sejumlah politisi kawakan dan pebisnis kakap. Kakap itu artinya punya uang triliunan. Harga mati Anies harus gagal.
Anies harus gagal, itu skenarionya. Ini tak bisa ditawar-tawar lagi. Dari mana melihatnya? Selain berbagai info yang otoritatif, kita bisa melihat gejalanya yang begitu banyak.
Tapi selain namanya yang semakin melambung namanya juga banyak diserang dan di black Campaign dan dicari cari kesalahannya di media sosial oleh akun akun yang kerap di sebut BuzzerRP. Prestasi nya membangun ibukota sama sekali tidak dianggap oleh akun akun buzzer bahkan berbagai kebijakan nya dikritisi.
Banyak pihak yang menilai itu semua tak lepas dari semakin tingginya popularitas Anies Baswedan dan itu semua tentunya tidak diharapkan oleh kelompok-kelompok yang tidak menghendaki Anies Baswedan menjadi presiden RI 2024 dan berbagai cara akan mereka lakukan untuk menjegal Anies maju ke pilpres 2024 karena jika Anies terpilih kepentingan bersama mereka pasti akan terganggu.
Sejumlah orang yang punya banyak pengalaman di cyber troops ambil bagian di sini. Diduga kuat melibatkan sejumlah institusi dan lembaga-lembaga profesional untuk mencegat Anies agar bagaimanapun caranya tidak bisa nyapres.
Apa yang diungkapkan Andi Arief, politisi Demokrat bahwa Anies berupaya dijegal telah menegaskan kebenaran informasi yang beredar selama ini.
Kenapa Andi Arief teriak? Karena dia melihat begitu serius dan ngototnya pihak-pihak tersebut menjegal Anies nyapres. Keterlaluan! Nurani Andi Arief bicara: ini gak fair!
Anies harus dijegal bahkan baru sebagai capres sekali pun berapa pun harganya dan apa pun taruhannya.
[…] Sumber: intime.id […]