Anies Ingatkan Tobat Ekologis: Kerusakan Lingkungan Akibat Pilihan Kolektif Manusia

Intime – Mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, menyampaikan pandangan reflektif terkait rangkaian bencana alam yang terjadi di berbagai wilayah Indonesia dalam beberapa waktu terakhir.

Melalui akun X pribadinya, @aniesbaswedan, pada Jumat (28/11), Anies mengingatkan bahwa badai, banjir hingga gunung meletus tak boleh hanya dipahami sebagai musibah alam semata, melainkan sebagai cermin kerusakan akibat ulah manusia.

“Telah nyata kerusakan di darat dan di laut karena ulah tangan manusia. (QS 30:41). Rangkaian badai, tanah longsor, banjir bandang, gunung meletus, hingga satwa yang kelaparan belakangan ini jangan hanya kita pandang sebagai musibah alam, tetapi wajib dipandang sebagai cermin diri,” tulis Anies.

Ia menegaskan bahwa fenomena alam seperti badai, hujan lebat, atau erupsi gunung berapi telah berlangsung jutaan tahun. Namun, manusia memperparah dampaknya ketika mengabaikan etika dalam memperlakukan alam. “Tata ruang dilanggar, hutan ditebang habis, pesisir dicemari, habitat satwa dihancurkan,” ungkapnya.

Eks calon presiden 2024 itu juga mengingatkan kembali soal konsep tobat ekologis yang sebelumnya kerap ia bahas, mengacu pada ajaran Paus Fransiskus.

Menurut Anies, tobat ekologis berarti mengakui dosa kolektif terhadap bumi dan memperbaiki pola hidup serta tata kelola negara. Ia menilai kerusakan ekologis saat ini merupakan hasil dari kebijakan yang lemah, pengawasan longgar, dan pilihan jangka pendek yang hanya menguntungkan segelintir pihak.

“Mengabaikan analisis risiko, melanggar aturan demi keuntungan jangka pendek—itulah yang memperburuk kondisi,” tegasnya.

Anies menyebut saat ini masyarakat terpaksa hidup berdampingan dengan bencana, karena iklim telah berubah dan bentang alam banyak dilukai. Meski begitu, ia menekankan bahwa risiko tetap dapat dikurangi melalui tata kelola transparan, penegakan hukum tegas, gaya hidup ramah lingkungan, serta pendidikan dan mitigasi bencana yang serius.

Ia juga mengingatkan bahwa pihak yang terancam bukanlah planet bumi, melainkan manusia sendiri. “Bumi akan terus berputar, dengan atau tanpa manusia. Yang sedang terancam punah bukan planetnya, tapi keberlangsungan hidup kita,” kata Anies.

Di akhir pernyataannya, Anies kembali menegaskan pentingnya tobat ekologis sebagai upaya mengembalikan batas serakah dan abai demi menghadirkan bumi yang lebih layak bagi generasi mendatang.

Artikel Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -spot_img

Indonesia Terkini