Mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan menjadi pembicara di Kuliah Kebangsaan dengan tema “Lentera Demokrasi Menerangi Jalan Menuju Keadilan Sosial” yang digelar oleh Serikat Mahasiswa Universitas Paramadina di Auditorium Gedung Nurcholish Madjid, Universitas Paramadina Kampus Cipayung, Senin (16/12).
Dalam kuliah kebangsaan ini, Anies yang pernah menjadi Rektor Universitas Paramadina dan mencetuskan program Mata Kuliah Antikorupsi pada tahun 2008, menyampaikan pandangan yang tajam mengenai perjalanan demokrasi dan pentingnya keadilan sosial dalam kehidupan berbangsa.
“Proses menjadi bangsa Indonesia sangat panjang, tetapi pada dasarnya, Indonesia merdeka untuk menegakkan keadilan sosial. Hal ini tertuang jelas dalam Pembukaan UUD 1945, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia” ungkapnya.
Anies juga menyoroti ketimpangan yang masih terjadi di berbagai sektor, khususnya kesehatan dan pendidikan, sebagai hambatan utama dalam mencapai keadilan sosial.
Ia berbagi pengalaman saat memimpin Jakarta di masa pandemi COVID-19, di mana masyarakat dari luar Jakarta kerap datang ke ibukota untuk mendapatkan layanan kesehatan yang lebih baik.
“Ketimpangan ini harus dibereskan jika kita ingin menjaga persatuan dan kesatuan bangsa” tegasnya.
Selain itu, Anies mengangkat isu tentang penyusutan kelas menengah di Indonesia. Menurutnya, tantangan ini berakar pada menurunnya daya beli masyarakat.
“Namun, kecerdasan, kompetensi, dan kemampuan kelas menengah kita tetap terjaga. Untuk menjaga keberlanjutan kelas menengah, pendidikan terutama pendidikan tinggi memiliki peran sebagai eskalator yang memungkinkan masyarakat kelas bawah naik ke kelas menengah” jelas Anies.
Ia menekankan pentingnya kesetaraan dalam akses pendidikan tinggi.
“Jika pendidikan tinggi terlalu mahal, masyarakat kelas bawah akan kesulitan untuk naik kelas. Kesetaraan di bidang pendidikan adalah kunci untuk menciptakan mobilitas sosial yang sehat dan berkeadilan,” ujarnya.