Anwar Abbas Ungkapan Efek Makro Melemahnya UMKM, Bisa Picu Krisis Sosial dan Politik

Banjirnya barang-barang import dalam negeri telah menyebabkan UMKM kelimpungan. Transaksi jual beli di sejumlah pusat grosir di dalam kota terus melemah akibat sepi pembeli. Salah satunya di Tanah Abang. Pedagang di pasar grosir Tanah Abang kini mengeluhkan kondisi sulit yang mereka alami.

Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas mengungkap adanya efek makro jika UMKM tak mendapat perhatian dari pemerintah.

“Untuk itu kita harapkan pemerintah agar benar-benar memberikan perhatian lebih terhadap nasib UMKM ini karena sudah banyak pedagang terutama di pasar grosir Tanah abang yang merupakan pasar grosir terbesar di Asia Tenggara telah menutup tokonya. Kebanyakan mereka juga sudah banyak yang pulang kampung,” ungkapnya dalam siaran pers, Senin (25/9).

Kepulangan para pedagang, pekerja Tanah Abang ke kampung halaman masing-masing itu, kata dia, terlihat justru memperburuk kondisi mereka. Sebab, mereka berada dan bertahan di kampung masing-masing hanya akan menghabiskan sisa tabungan.

“Kehidupan mereka di kampung kelihatannya bukannya semakin lebih baik tapi malahan semakin lebih buruk karena tingkat pendapatan mereka sudah jauh berkurang bahkan diantara mereka sudah banyak pula yang tidak lagi punya pemasukan dan hanya tinggal menghabiskan simpanan mereka yang ada,” katanya.

Karena itu, pemerintah diharapkan mengambil langkah taktis yang cepat. Perlindungan terhadap UMKM dalam negeri mutlak harus dilakukan. Tanpa itu, bencana ekonomi yang dialami UMKM akan semakin meningkatkan kemiskinan dan pengangguran.

“Oleh karena itu jika hal ini tidak bisa cepat teratasi maka tidak mustahil pada waktunya ekonomi UMKM ini benar-benar akan terpuruk sehingga pengangguran dan kemiskinan akan meningkat dan daya beli masyarakat secara aggregat tentu akan menurun,” ungkapnya.

Dia menambahkan, terpuruknya kondisi ekonomi UMKM itu tak boleh dibiarkan begitu saja. Sebab, kondisi itu bisa memicu terjadinya krisis ekonomi yang bisa berdampak luas bagi keberlangsungan kehidupan berbangsa di masa depan.

“Hal ini tentu jelas tidak bisa kita biarkan karena dia akan bisa mendorong bagi terjadinya krisis ekonomi yang kalau tidak bisa dikendalikan tentu dia akan bisa bertransformasi menjadi krisis sosial dan politik dan hal itu tentu saja tidak kita inginkan,” ungkapnya.

 

Artikel Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -spot_img

Indonesia Terkini