Intime – Negara Iran mengancam akan menutup Selat Hormuz menyusul serangan Amerika Serikat (AS) terhadap tiga fasilitas nuklir Iran.
Anggota Komisi Keamanan Nasional Parlemen Iran, Mayor Jenderal Esmaeil Kowsari, menyetujui langkah pemerintah untuk memblokade Selat Hormuz.
Langkah blokade Selat Hormuz ini sudah bergulir sejak Jumat (13/6) lalu, pasca terjadi saling serang antara militer Iran dengan Israel.
Adanya ancaman penutupan Selat Hormuz itu, Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS) Marco Rubio meminta pemerintah China untuk membujuk Iran agar tidak memblokade Selat Hormuz.
Pernyataan Rubio itu, seperti dilansir Reuters pada Senin (23/6), disampaikan setelah media Press TV melaporkan parlemen Iran menyetujui langkah untuk menutup Selat Hormuz.
“Saya mendorong pemerintah China di Beijing untuk menghubungi mereka (Iran-red) tentang hal itu, karena mereka sangat bergantung pada Selat Hormuz untuk minyak mereka,” ucap Rubio.
Selat Hormuz merupakan salah satu jalur minyak dunia yang menjadi pertemuan penting antara Teluk Arab dan Teluk Oman. Sedikitnya ada 17,5 juta barel minyak yang melalui selat tersebut setiap hari.
Ancaman tersebut bisa menimbulkan krisis global yang lebih parah karena Selat Hormuz merupakan salah satu jalur utama lalu-lintas rantai pasok minyak bumi dan gas alam.
Perairan itu terletak antara negara Oman dan Iran dan menghubungkan jalur laut sejumlah negara seperti Arab Saudi, Irak, Kuwait, Bahrain, Qatar, dan Uni Emirat Arab.
Selat itu merupakan satu-satunya jalur menuju samudera lepas yang dilalui oleh seperenam pasokan minyak dunia dan sepertiga pasokan gas dunia.
Selat Hormuz merupakan jalur utama rantai pasok minyak yang diandalkan negara produsen minyak di Timur Tengah seperti Iran, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Kuwait.
Negara eksportir gas terbesar di dunia Qatar, juga mengandalkan Selat Hormuz untuk memasok gas alam mereka.
Banyak kapal tanker melalui perairan itu meski jalur tersempitnya hanya 33 kilometer dan lebar jalur kapal hanya 3 kilometer.
Begitu pentingnya Selat Hormuz, perairan ini juga dijaga ketat oleh Armada Kelima pasukan AS yang memiliki pangkalan militer di Kota Manama, Bahrain.