Intime – Tim riset dari Pusat Riset Kebencanaan Geologi, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) telah menemukan endapan tsunami purba berusia sekitar 1.800 tahun yang lalu di beberapa lokasi selatan Jawa, salah satunya di area pantai selatan Kulon Progo.
Periset bidang sedimentologi BRIN, Purna Sulastya Putra menyoroti pembangunan di sekitar Bandara Internasional Yogyakarta (YIA). Pasalnya, endapan tsunami purba tersebut ditemukan pada jarak sekitar dua kilometer dari bandara YIA.
“Kami juga menemukan lapisan-lapisan yang lebih muda di Kulon Progo ini. Lapisan-lapisan yang lebih muda ini sebelumnya sudah kami temukan di lokasi lain seperti di Lebak dan Pangandaran, yang menunjukkan bahwa kejadian tsunami besar kemungkinan telah berulang lebih dari sekali di wilayah ini,” ungkap Purna dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (15/7).
Menurut Purna, peningkatan fasilitas fasilitas seperti hotel, restoran, hingga destinasi wisata baru akan memberikan dampak positif dari sisi ekonomi. Namun, hal itu secara tidak langsung menambah kerentanan wilayah terhadap potensi bencana.
“Perkembangan yang berlangsung secara masif tanpa memperhitungkan risiko kebencanaan justru dapat memperbesar dampak bila terjadi peristiwa ekstrim seperti tsunami,” sambungnya.’
kata dia, setiap pembangunan yang dilakukan tentu memiliki manfaat yang besar. Namun, dalam konteks wilayah rawan bencana, penting bagi semua pihak untuk bersama-sama membangun dengan kesadaran risiko dan berpijak pada data ilmiah.
“Di sinilah peran riset kebencanaan BRIN hadir. Riset paleotsunami menunjukkan bahwa masa lalu menyimpan pelajaran penting untuk menata masa depan yang lebih aman,” ujarnya.
Melalui kajian kebencanaan seperti ini, BRIN terus mendorong agar sains menjadi bagian tak terpisahkan dari proses perencanaan dan pembangunan, khususnya di wilayah rawan bencana.
Terlebih, sebagai negara yang berada di jalur pertemuan tiga lempeng tektonik aktif dunia, Indonesia secara geologis dikenal sebagai wilayah yang rentan terhadap bencana, termasuk gempa bumi dan tsunami. Salah satu kawasan yang menyimpan potensi tersebut adalah pesisir selatan Jawa, yang kini berkembang sebagai pusat aktivitas ekonomi dan infrastruktur strategis.
“Dengan pesatnya pembangunan di wilayah ini, riset kebencanaan geologi menjadi semakin penting untuk memberikan informasi yang dapat digunakan sebagai dasar perencanaan dan mitigasi risiko. Salah satunya adalah melalui kajian paleotsunami,” pungkasnya.