Intime – Ketua Forum Konsumen Berdaya Indonesia (FKBI), Tulus Abadi menyampaikan keprihatinan dan empati atas bencana banjir besar yang melanda Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.
Ia menegaskan bahwa peristiwa tersebut bukan semata bencana alam, melainkan bencana yang dipicu oleh ulah manusia.
“Ini sejatinya bukan musibah, bukan pula bencana alam. Tetapi bencana yang dibuat oleh manusia (man made disaster). Jangan salahkan alam!” kata Tulus dalam keterangan tertulis, Sabtu (29/11).
Tulus menyebut banjir yang terjadi di sejumlah wilayah Sumatera dan daerah lain di Indonesia merupakan dampak dari praktik penggundulan hutan atau deforestasi yang berlangsung secara ugal-ugalan. Selain itu, ia menyoroti alih fungsi lahan yang masif untuk pertambangan, perkebunan kelapa sawit, tanaman pangan, hingga perkebunan tembakau.
“Ini hanyalah alarm awal dari alam. Atas nama pembangunan, seharusnya tidak melakukan destruksi terhadap alam, terhadap hutan,” ujarnya.
Ia memperingatkan pemerintah serta para pemangku kepentingan bahwa ancaman bencana yang lebih besar akan terus menghantui apabila tidak dilakukan mitigasi secara serius dan menyeluruh.
“Jika tak ada mitigasi yang radikal untuk menyelamatkannya,” tegas Tulus.
Sementara itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memperbarui data terkait banjir dan tanah longsor yang terjadi di tiga provinsi tersebut. Hingga Jumat (28/11) sore, tercatat 174 orang meninggal dunia dan 12.546 kepala keluarga (KK) mengungsi.
“Angka tersebut masih dapat berkembang, karena masih terdapat sejumlah wilayah yang belum bisa diakses dan proses pendataan terus berlangsung,” ujar Kepala BNPB Suharyanto.
Di Sumatera Utara, tercatat jumlah korban meninggal tertinggi, yakni 116 orang, sementara 42 orang lainnya masih dalam pencarian.

