Oleh Achmad Nur Hidayat (Pakar Kebijakan Publik Narasi Institute)
Harga tandan buah segar (TBS) sawit di Indonesia semakin jatuh pascapelarangan ekspor crude palm oil (CPO). Menurut Serikat Petani Indonesia (SPI), harga TBS sawit anjlok, bahkan saat ini harganya makin turun jadi Rp600 per kilogram di Pasaman Barat, Sumatera Barat.
Dalam kondisi saat ini pemerintah perlu mengambil tindakan untuk menyelamatkan petani yang terdampak akibat harga TBS sawit yang anjlok.
Dengan harga sawit yang sangat jatuh sangat berdampak pada nasib sehari-hari para petani.
Pemerintah harus segera menyelamatkan para petani ini, harus bertanggung jawab atas kerugian petani, karena hal ini tidak terlepas dari efek kebijakan yang diambil pemerintah pusat.
Salah satu solusi yang dapat diambil pemerintah saat ini yaitu dengan memanfaatkan dana Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) untuk menyerap sawit milik petani agar harga TBS sawit yang anjlok dapat kembali normal.
Kemudian langkah berikutnya untuk menormalkan kembali harga TBS sawit, pemerintah juga dapat mengatasi over supply minyak sawit mentah atau CPO saat ini dengan memanfaatkan stok CPO yang berlebih untuk campuran bahan bakar B30.
Pemerintah pusat dan pemerintah daerah juga harus mengawasi perusahaan agar tidak membeli TBS sawit dari petani dengan harga yang merugikan petani sawit
Harus ada pertemuan antara perusahaan, petani dan pemerintah sehingga ada titik temu solusi bagi anjloknya harga TBS yang ada saat ini yang sangat berdampak bagi kehidupan petani sawit, apalagi petani sawit yang memiliki kewajiban kredit di perbankan.