Intime – Anggota Komisi XI DPR RI Amin AK, menyampaikan sejumlah catatan penting terkait penunjukan Purbaya Yudhi Sadewa sebagai Menteri Keuangan menggantikan Sri Mulyani.
Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini menilai pengalaman Purbaya sebagai mantan Kepala Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menjadi modal penting dalam mengemban tugas baru.
“Kami menyambut baik Pak Purbaya. Harapan saya beliau bisa melanjutkan yang sudah baik dilakukan Bu Sri Mulyani sekaligus meningkatkan hal-hal yang masih kurang,” ujar Amin dalam keterangan tertulis, Kamis (11/9).
Menurut Amin, tantangan awal Purbaya adalah beradaptasi dengan birokrasi Kementerian Keuangan sekaligus memastikan tiga Wakil Menteri Keuangan dapat bekerja efektif membagi beban.
Ia menekankan, 100 hari pertama akan sangat krusial untuk memulihkan kepercayaan pasar setelah rupiah dan IHSG sempat tertekan pasca pengumuman reshuffle kabinet.
“Stabilitas pasar akan sangat ditentukan oleh 100 hari pertama Purbaya. Kuncinya adalah membangun kredibilitas, menjaga disiplin fiskal, serta menghadirkan kebijakan yang adil dan menenangkan publik,” tegasnya.
Amin mengingatkan pemerintah agar tidak terjebak solusi fiskal berbasis utang maupun pajak tambahan yang membebani masyarakat. Reformasi perpajakan, menurutnya, harus diarahkan agar lebih adil, memperluas basis pajak, sekaligus melindungi masyarakat kelas bawah.
Sejumlah prioritas kebijakan, kata Amin, perlu segera dijalankan Menkeu Purbaya. Di antaranya mendorong stimulus likuiditas untuk sektor padat karya dan rantai pasok terdampak geopolitik, memperkuat kolaborasi dengan swasta lewat proyek siap pakai, serta memprioritaskan pembangunan infrastruktur logistik, perumahan rakyat, dan pengolahan pangan.
Selain itu, ia menekankan pentingnya stimulus konsumsi yang lebih terarah seperti voucher untuk UMKM, subsidi bertarget, dan dukungan likuiditas agar produksi lokal tetap berjalan.
Pemulihan rantai pasok dan ekspor juga perlu diperkuat melalui perbaikan bottleneck logistik, insentif ekspor bernilai tambah, dan dukungan fiskal sementara bagi sektor terdampak geopolitik.
Amin menegaskan percepatan realisasi proyek infrastruktur yang benar-benar “ready to build” harus menjadi perhatian utama dengan lelang cepat dan pengawasan ketat agar manfaatnya segera dirasakan masyarakat.
Sementara itu, terkait target pertumbuhan ekonomi yang dicanangkan Presiden, Amin mengingatkan pentingnya keseimbangan.
“Pertumbuhan ekonomi penting, tapi jangan mengorbankan disiplin fiskal. Kredibilitas kebijakan dan keadilan harus menjadi fondasi utama,” pungkasnya.