Fenomena Anies Baswedan: Opini dan Framing Media

Penulis: Ali Sodikin.,M.IKom
Penerbit Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan (YPTD) Tahun 2024

Anies Baswedan hadir seperti fenomena langka, meski kiprahnya sebagai aktivis sudah terlihat sejak belia. Namun kemunculannya sebagai “tokoh” politik dikancah pergulatan politik Indonesia dan mulai popular sejak ikut konvensi Partai Demokrat 2014.

Nama dan segala latar belakangnya mulai diulas berbagai kalangan, menjadi bahan perbincangan bukan saja di kalangan elit tokoh nasional namun juga di kalangan masyarakat awam Indonesia.

Buku ini merupakan rangkuman tulisan penulis di kompasiana, opini di media online, dan hasil penelitian yang dilakukan. Tulisan-tulisan dan penelitian-penelitian yang dilakukan sejak tahun 2014 – 2021. Ketika nama Anies Baswedan muncul dalam bursa calon presiden dan Calon Gubernur DKI Jakarta.

Penulis membuat 11 BAB dalam buku ini. BAB 1 sampai BAB 7, BAB 9 dan BAB 11 merupakan opini dari penulis mengenai Anies Baswedan berdasarkan pemberitaan di media massa.

BAB 8 dan BAB 10 merupakan hasil penelitian yang penulis lakukan mengenai kebijakan-kebijakan Anies Baswedan ketika menjadi Gubernur DKI Jakarta.

Awal buku ini dimulai dengan tema “Anies Baswedan: Telaga Yang Belum Tercemar”. Tulisan ini menggambarkan sosok Anies Baswedan ibarat telaga yang belum tercemar.

Telaga yang diharapkan mampu membawa kesejukan dalam dunia politik kita, dan lebih keperpihakannya terhadap pemberdayaan rakyat tidak memudar apalagi tercemari oleh perilaku korupsi setelah menduduki jabatan nanti.

Sosok Anies Baswedan digambarkan oleh penulis seperti telaga yang belum tercemar, adanya kemiripan nasib dengan Cak Nur (Nurcholis Majdid) dalam proses calon presiden. Secara subyektif menggambarkan atau lebih tepatnya mengkuatirkan Nasib perjalanan politik seorang Anies akan menemui jalan bantu. Mengingat realitas politik Indonesia sejak awal reformasi mengalami “pendangkalan nilai” (meminjam istilah Amien Rais).

Politik Indonesia yang lebih dominan berorientasi pada kekuasaan dan nominal. Meski pada kenyataannya, Anies Baswedan masih terus terlibat dalam dinamika politik Indonesia. Mengisi ruang-ruang  kosong tentang harapan kehidupan bangsa yang lebih baik.

Opini mengenai Anies Baswedan terus berkembang sampai pada politik identitas. Hal ini berkaitan dengan pemilihan umum presiden tahun 2019 yang sangat kental dengan politik identitas.

Opini mengenai politik identitas berkaitan dengan pencalonan Anies Baswedan pada pemilihan umum presiden tahun 2024. Sehingga, penulis menutup tulisan buku ini dengan BAB yang judul “Menguatnya Fenomena Politik Identitas”. Bahwa Anies Baswedan akan diusung sebagai symbol dari politik Identitas.

Buku ini juga menggambarkan Opini mengenai sosok Anies Baswedan tidak saja mengenai kepemimpinan presiden namun juga kepemimpinan di pemerintahan daerah khususnya di Provinsi DKI Jakarta.

Penulis memberi opini bahwa sosok Anies Baswedan dicintai oleh rakyat Jakarta. Namun, sosok Anies Baswedan juga layak untuk menjadi Presiden Republik Indonesia. Penulis menutup tulisan dengan opini yang berjudul ‘Menguatnya Fenomena Politik Identitas’.

Sejak pemilihan umum presiden tahun 2019, tema politik identitas di Indonesia terus menjadi bahan pembicaraan sampai pemilihan umum tahun 2024. Fenomena ini bisa menguntungkan atau merugikan Anies Baswedan dalam pemilihan umum presiden 2024.

Penulis juga melakukan analisis dengan metode framing media pada kebijakan-kebijakan Anies Baswedan ketika menjadi Gubernur DKI Jakarta. Kebijakan yang dianalisis adalah kebijakan reklamasi pulau dan kebijakan PSBB masa pandemik Covid-19. Hasil analisis penulis menunjukkan bahwa media-media massa baik cetak maupun online melakukan framing mengenai dua kebijakan Anies Baswedan tersebut.

Dua sisi yang dilihat oleh penulis mengenai fenomena Anies Baswedan merupakan sisi ilmu komunikasi khususnya pada sisi framing media. Sehingga fenomena Anies Baswedan dalam buku ini menjadi bahan referensi untuk pengembangan ilmu komunikasi khususnya komunikasi politik dan komunikasi media.

Bio Narasi Penulis:

Ali Sodikin M.IKom. Profesi seorang dosen di STAI Publisistik Thawalib, Jakarta dan Analis Media. Koordinator Presidium MD KAHMI Jakarta Pusat Periode 2022-2027. Studi S1 Ilmu Komunikasi di Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta, dan studi S2 Ilmu Komunikasi di Universitas Mercubuana Jakarta. Menulis di Kompasiana dan berbagai macam media online. Buku yang sudah dihasilkan adalah buku dengan judul: “SBY: Komunikasi, Politik, dan Demokrasi” dan  “Jokowi Dalam Bingkai Media”. Penulis juga aktif menulis di Jurnal ilmiah nasional dan internasional bidang komunikasi.

 

Artikel Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -spot_img

Indonesia Terkini