Intime – Ekonom senior Ferry Latuhihin kembali melontarkan kritik tajam terhadap Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa.
Ia menilai sejumlah kebijakan ekonomi yang dijalankan pemerintah saat ini tidak mengikuti prinsip ekonomi yang sehat dan cenderung menimbulkan risiko baru bagi stabilitas keuangan.
“Dari awal saya bertanya-tanya, orang ini paham ekonomi gak sih. Menurut saya gak paham,” kata Ferry dalam acara diskusi roundtable ekonomi di Penn Deli Jakarta, Rabu (15/10)
Ferry menyoroti kebijakan pemerintah menaikkan suku bunga deposito dolar AS. Menurutnya, langkah itu justru berpotensi mendorong terjadinya perpindahan dana dari rupiah ke dolar.
“Mungkin keinginannya, mencegah capital flight. Tapi kenyataanya, begitu suku bunga Dollar naik, maka orang akan pindah ke Dollar. Itu sudah capital flight. Orang pindah dari Rupiah ke Dollar itu capital flight. Dan, Indonesia tidak mengenal capital control dan menganut devisa bebas,” ujarnya.
Lebih lanjut, Ferry juga meragukan validitas data ekonomi yang dirilis pemerintah, khususnya oleh Badan Pusat Statistik (BPS).
Ia menyebut sejumlah indikator menunjukkan pelemahan, namun data pertumbuhan ekonomi justru menunjukkan angka yang positif.
“Coba lihat, PMI kita drop selama tiga bulan berturut-turut, di bawah 50. Penerimaan PPN semester pertama kita, drop hampir 20 persen. Dan saat lebaran, PDB kita drop 24 persen. Jadi, bagaimana bisa munncul angka 5,12 persen?” tegasnya.
Ferry menilai sistem ekonomi yang dijalankan pemerintah saat ini terlalu berorientasi pada kebijakan populis, bukan fundamental ekonomi yang kuat.
“Saya malah memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun depan zero growth. Konoha bisa jadi Nepal, man!” pungkasnya.