Intime – Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) menilai Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI menjadi penyebab utama tidak tercantumnya latar pendidikan 211 anggota DPR RI periode 2024–2029.
Direktur Eksekutif Formappi, Lucius Karus, menjelaskan KPU sengaja memberikan opsi kepada calon legislatif (caleg) apakah informasi pribadi, termasuk pendidikan, ditampilkan ke publik atau tidak. Akibatnya, banyak caleg yang akhirnya memilih menyembunyikan profil mereka.
“Jadi penyelenggara pemilu yang merupakan biang kerok semangat ketertutupan dari profil para calon anggota legislatif,” kata Lucius dalam keterangannya, Sabtu (20/9/2025).
Menurutnya, sikap tertutup yang dipraktikkan penyelenggara pemilu merupakan sebuah ironi. Pasalnya, pada saat pemilu justru masyarakat berhak mengetahui latar belakang caleg sebelum menentukan pilihan.
“Bagaimana orang mau memilih jika informasi para calon justru ditutup oleh KPU, yang seharusnya menginginkan tingkat partisipasi pemilu tinggi,” tegasnya.
Lucius menilai ketertutupan informasi mengenai latar belakang caleg merupakan kesalahan serius dalam sistem pemilu langsung. Hal itu, menurutnya, bertentangan dengan semangat demokrasi sekaligus menjadi pintu masuk pengabaian faktor kualitas dan integritas calon anggota legislatif.
“Jadi KPU kita ini menyumbang banyak pada kualitas hasil pemilu berupa anggota legislatif dengan kualitas dan integritas yang buruk,” ujarnya.
Formappi berharap ke depan KPU memastikan seluruh data calon legislatif dapat diakses publik secara terbuka.
“Kalau tak mau diketahui publik, ya mending tidak usah mendaftar saja,” pungkas Lucius.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) dalam Statistik Politik 2024 merilis data yang menunjukkan sebanyak 211 dari 580 anggota DPR RI terpilih tidak mencantumkan latar pendidikan saat mendaftar ke KPU.
Menanggapi hal itu, Komisioner KPU Idham Holik mengatakan pihaknya masih memeriksa data terkait secara lebih detail.
“Karena ini persoalan data terinci, maka saya cek terlebih dahulu agar data yang disampaikan terverifikasi,” kata Idham, Jumat (19/9).