Founder Drone Emprit: Warga Kesal Bukan karena Kenaikan Gaji DPR, tapi Joget-jogetnya

Intime – Founder Drone Emprit, Ismail Fahmi menilai kemarahan publik terhadap anggota DPR RI bukan disebabkan oleh besaran kenaikan gaji, melainkan oleh ekspresi para anggota dewan yang terlihat berjoget dalam video viral terkait isu tersebut.

Pernyataan itu disampaikan Ismail saat menghadiri sidang Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR RI di komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (3/11).

“Dalam kasus kemarin yang kita lihat itu masyarakat tersentuhnya di mana? Yang saya lihat, joget-jogetnya itu bikin kesel banget. Bukan soal angka (kenaikan gaji), tapi joget-joget pas naik gajinya,” ujar Ismail.

Menurutnya, publik tidak mempermasalahkan nominal kenaikan gaji, tetapi lebih kepada gestur para anggota dewan yang dinilai tidak sensitif dengan kondisi masyarakat.

“Mau Rp1 juta kek, Rp3 juta kek. Rp3 juta buat saya kecil sekali, tapi buat masyarakat itu sudah kenaikan. Pada saat kami sulit, Rp3 juta itu gede, Pak. Tapi buat anggota DPR enggak besar. Harusnya bisa lebih dari itu buat joget,” kata dia.

Ismail menekankan bahwa persoalan yang muncul bukan semata-mata soal angka, tetapi emosi publik yang tersentuh karena simbol ketidaksensitifan tersebut.

“Yang dibangun bukan angkanya, tapi emosinya ini. Nah, emosi ini harus diberesin. Pada saat klarifikasi, diberesin emosi juga enggak? Apa yang masuk ke masyarakat soal angkanya tadi atau joget-jogetnya?” tuturnya.

Ia menambahkan, dalam konteks komunikasi publik, klarifikasi yang disampaikan DPR seharusnya tidak hanya berbasis pada data dan fakta, tetapi juga memperhatikan sisi emosional masyarakat.

“Misalnya ‘jogetnya itu bukan karena naik’, tetapi emosi dilawan dengan emosi, dengan faktual. Faktanya apa, ada yang menyanyi, misalnya. Ada yang dari daerah, kita hargai, kita senang mereka disorot,” jelas Ismail.

Lebih lanjut, Ismail menyarankan agar DPR menyiapkan strategi komunikasi yang dapat mengembalikan persepsi publik secara emosional.

“Jadi ketika klarifikasi, kita siapkan juga klarifikasi yang menyentuh emosi. Jadi instead of emosinya itu gara-gara naik gaji, kita balik emosinya karena menghargai. Pasti masyarakat ada yang mendukung nanti,” pungkasnya.

Artikel Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -spot_img

Indonesia Terkini