Hinaan Terhadap Ning Imaz oleh Kornas Ganjarist Eko Kuntadhi Dinilai Rendahkan Tradisi Intelektual Pesantren

Cuitan Ketua Umum Koordinator Nasional (Kornas) Ganjarist, Eko Kunthadi, terhadap Ustazah Imaz Fatimatuz Zahra atau Ning Imaz dari Pondok Pesantren (Ponpes) Lirboyo, Jawa Timur (Jatim) dinilai rendahkan tradisi intelektual di pesantren

Demikian disampaikan Sekjen PPP, Arwani Thomafi. Bahkan, dia menilai, tindakan Eko Kunthadi terhadap Ning Imaz telah berlebihan dan melampaui batas.

“Tindakan Eko Kunthadi melampaui batas dan tuna etika,” ujar Arwani dalam keterangan tertulis, Rabu (14/9).

Arwani menegaskan, cuitan Eko tidak terpuji. “Tindakannya merendahkan tradisi intelektual di pesantren. Ning Imaz yang merupakan representasi santri sedang menjalankan tradisi intelektual dengan mengaji. Tindakan Eko telah merendahkan tradisi intelektual di pesantren,” bebernya. 

Dia menyatakan, narasi kebencian di media sosial harus dihentikan. Menurutnya, hal tersebut menjadi polusi di ruang digital.

“Narasi kebencian harus dihentikan karena menjadi polutan di ruang publik kita,” tandas Arwani.

Adapun, asal mula kasus itu terjadi ketika video tausiyah Ning Imaz sedang membahas Surat Ali Imran Ayat 14 merujuk tafsir Ibnu Kasir. Ning Imaz menyinggung tentang kehidupan laki-laki dan perempuan di surga yang berbeda. 

Dia menjelaskan, sebetulnya orientasi kenikmatan tertinggi bagi laki-laki pemeluk agama Islam adalah perempuan.

“Makanya hadiahnya di surga nanti adalah bidadari, tapi kalau perempuan tidak. Perempuan di surga nanti, kenikmatan tertingginya bukan laki-laki. Makanya tidak ada bidadara, tidak ada. Perhiasan, perempuan itu menyukai perhiasan,” kata Ning Imaz dalam video yang dilabeli ‘tolol’ oleh Kornas Ganjarist itu. 

Ning Imaz menerangkan, kaum perempuan dalam ajaran Islam menyukai hal-hal yang indah. Pasalnya, kaum perempuan sendiri adalah perhiasan dan pasti menyukai perhiasan. Karena itu, balasan yang didapat di surga berbeda dengan laki-laki.

“Di surga nanti, perempuan diiming-imingi diberikan perhiasan yang luar biasa dan tidak bisa di-tashawur-kan keindahannya di dunia ini. Hanya bisa diketahui nanti di surga. Karena hal tersebut memang sudah ciptaannya demikian. Laki-laki orientasi tertinggi adalah perempuan. Hanya karena perempuan, laki-laki bisa menghalalkan cara. Betul atau tidak?” kata Ning Imaz.

Cuplikan video itu ternyata menjadi bahan olok-olok Eko dan pengikutnya. Tidak terima istrinya dihina, Rifqil Muslim Suyuthi selaku sang suami langsung me-mention beberapa akun yang sudah kedapatan membuat status berisi hinaan tersebut.

Gus Rifqil ingin bertemu dengan pemilik keempat akun yang sudah melecehkan istrinya. “Jadi kapan bisa kopdar dengan saya? @justinkanya @Joko_Purwoko @jagalkadrun1312 @_ekokuntadhi,” ucapnya lewat akun Twitter, @rifqilmoeslim.

Artikel Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -spot_img

Indonesia Terkini