Intime – Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Prof. Didin S. Damanhuri, mendorong agar pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) dapat melibatkan lebih banyak pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Menurutnya, partisipasi UMKM sangat penting untuk memastikan pemerataan manfaat ekonomi di tengah masih tingginya tingkat ketimpangan pendapatan masyarakat.
“Pelaksanaan MBG harus sebisa mungkin melibatkan para pelaku UMKM, sebanyak-banyaknya pelaku UMKM. Itu prinsip keadilannya,” kata Prof Didin di Jakarta, Jumat (21/11).
Ia menegaskan, semakin besar keterlibatan UMKM dalam rantai pasok dan distribusi program MBG, semakin besar pula dampak ekonomi yang dapat dirasakan masyarakat secara langsung. Melalui skema tersebut, perputaran ekonomi tidak hanya terserap oleh pelaku besar, tetapi juga menyentuh akar rumput.
Menurut Didin, pelibatan UMKM juga sejalan dengan poin ke-6 Asta Cita yang menekankan pentingnya pemerataan ekonomi.
Ia menyebut, visi Presiden Prabowo Subianto untuk menghadirkan pertumbuhan yang inklusif tak dapat dipisahkan dari upaya memperluas ruang partisipasi pelaku UMKM dalam program-program pemerintah.
“Cita-cita Presiden Prabowo ingin pertumbuhan lewat pemerataan, maka orientasi pembangunan inklusif harus dirinci. Misalnya untuk MBG, cita-cita menurunkan stunting harus ada persiapan dan melibatkan sebanyak-banyaknya UMKM,” ujarnya.
Tak hanya program MBG, Didin juga menilai sejumlah program prioritas pemerintah lainnya seperti agenda swasembada pangan serta kebijakan penempatan dana Rp 200 triliun di bank-bank BUMN dapat memberikan manfaat luas jika keberpihakan terhadap UMKM diperkuat.
“Caranya adalah, bank mengutamakan penyaluran kredit dari penempatan dana itu untuk pengembangan dan penguatan UMKM,” katanya.
Didin menegaskan bahwa pendekatan pembangunan yang inklusif dan berpihak kepada sektor UMKM merupakan kunci untuk memastikan pemerataan kesejahteraan sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

