Indonesia Kaya Laut tapi Impor Garam, DPR: Ironi yang Harus Segera Diakhiri

Intime – Ketua Komisi VI DPR RI, Anggia Erma Rini, menyoroti kondisi paradoksal Indonesia yang hingga kini masih bergantung pada impor garam, meski 70 persen wilayah negara ini merupakan laut.

Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu mempertanyakan komitmen pemerintah dalam mencapai swasembada garam.

Menurutnya, ketergantungan pada impor garam mencerminkan lemahnya pengelolaan sumber daya kelautan yang dimiliki Indonesia.

“Negara kita ini lautnya luas, tapi kenapa garam saja harus impor? Ini ironi besar yang harus segera diakhiri,” ujar Anggia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (4/7).

Alumni Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia itu menyebut, kondisi ini telah berlangsung selama bertahun-tahun tanpa ada penyelesaian yang konkret dari pemerintah.

Anggia juga mengingatkan pentingnya pengawasan dalam distribusi garam, khususnya terkait potensi kebocoran garam industri ke pasar konsumsi.

Ia menilai, tanpa kontrol yang ketat, persoalan ini dapat berdampak pada kesehatan masyarakat serta merugikan petani garam lokal.

“Kalau tidak ada pengawasan serius, garam industri bisa masuk ke pasar konsumsi. Ini tentu membahayakan dan merugikan,” pungkasnya.

Artikel Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -spot_img

Indonesia Terkini