Ini 3 Gagasan Anies Hadapi 2 Titik Ekstreem Kesehatan Anak

Jika ingin membicarakan Indonesia yang maju dan adil di masa depan perlu fokus untuk meningkatkan kualitas manusianya. Untuk itu, bakal calon presiden (bacapres) Anies Rasyid Baswedan pada Pilpres 2024, ingin mendorong tiga gagasan keadilan untuk menghadirkan kesempatan yang sama bagi generasi masa depan.

Pertama, keadilan pemenuhan gizi dengan pendekatan kerja kolekttif semua eleman negara, tidak bisa hanya sekadar programatik. Peran negara bukan sekadar menjadi administrator melainkan mengorkestrasi kolaborasi dengan semua elemen. 

Negara perlu rendah hati merangkul semua pemangku kepentingan khususnya para perempuan demi memenuhi hak pemenuhan gizi yang layak bagi anak-anak.

“Ikhtiar ini sudah kami jalankan di Jakarta dengan Kartu Anak Jakarta (KAJ) yang dapa digunakan untuk memenuhi kebutuhan gizi anak. Pendekatan yang kami lakukan tak hanya berhenti pada bantuan sosial, melainkan melalui kolaborasi memenuhi kebutuhan gizi anak. Bersyukur upaya meningkatkan gizi melalui Pemberian Makanan Tambahan Untuk Anak Sekolah (PMTAS) yang kami lakukan berhasil menjangkau 200 ribu pelajar, khususnya di perkampungan pra-sejahtera, kata Anies dalam keterangannya, Minggu (23/7).

Menurutnya, negara ini menghadapi dua titik ekstrem kesehatan anak-anak. Di satu sisi angka stunting tinggi, di sisi lain obesitas menjadi momok bagi anak negeri ini. “Kondisi itu jadi cermin buram belum tergelarnya keadilan gizi pada anak. Maka, tugas negara adalah memastikan setiap anak berhak dan mudah mendapatkan akses gizi yang seimbang,” lanjut Anies.

Kedua, keadilan pendidikan untuk semua. Pendidikan adalah kunci untuk mengembangkan kualitas manusia Indonesia, eskalator sosial ekonomi bagi jutaan anak di tiap wilayah negeri ini. 

“Kerap kali kita menganggap ‘luar biasa’ ketika seorang anak dari sudut negeri ini mencapai pendidikan tinggi. Kita perlu mengubah hal yang ‘luar biasa’ itu menjadi ‘lumrah’. Mewujudkan kenormalan baru bahwa di mana pun lahirnya, dari mana pun asalnya, anak itu layak dan normal mendapatkan pendidikan tertinggi,” kata Anies Baswedan.

Saat memimpin ibu kota, Anies mewujudkan komitmen menyediakan pendidikan sejak usia dini sampai pendidikan tinggi. Mulai dari menghadirkan 167 PAUD negeri gratis, 900 ribu lebih penerima Kartu Jakarta Pintar (KJP) Plus, bantuan pendidikan masuk sekolah swasta, sampai lebih dari 14.000 penerima manfaat Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul. 

Ketiga, keadilan perlindungan untuk anak. Rasa aman merupakan hak dasar dan utama, semua anak berhak dipenuhi haknya mendapatkan rasa aman. “Sayangnya, lingkungan dan institusi pendidikan kita belum menjadi ruang yang aman bagi anak. Mimpi Ki Hadjar Dewantara menjadikan sekolah layaknya taman bermain yang membahagiakan anak-anak ternodai dengan banyaknya kasus kekerasan dan perundungan di sekolah.”

Menurutnya, menempatkan kesehatan, pendidikan, dan kebahagian setiap anak bangsa sebagai prioritas, bukan menjadikan manusia hanya sebagai salah satu komponen produksi. “Cara terbaik merancang kualitas manusia Indonesia adalah dengan memfokuskan diri pada generasi masa depan. Tugas negara adalah memastikan bahwa setiap anak memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang. Itulah bentuk konkret menggelar keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,” ujarnya.

Anies menuturkan, sejak lama perlindungan pada anak menjadi prioritasnya. Komitmen itu dituangkannya saat mengemban amanah mengelola pendidikan melalui Permendikbud No. 82 tahun 2015 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Tindak Kekerasan di Sekolah. Peran negara tak hanya melindungi anak secara fisik, tak kalah penting adalah kesehatan mental anak.

Artikel Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -spot_img

Indonesia Terkini