Intime – Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi merespons unjuk rasa seratusan ribu warga Kabupaten Pati yang menuntut Bupati Pati Sudewo mundur dari jabatannya.
Aksi demo yang berlangsung sejak pagi hari itu berujung ricuh. Puluhan orang dilaporkan terluka. Beruntung, tidak ada korban jiwa.
Prasetyo mengatakan, pemerintah pusat terus melakukan monitoring terhadap situasi di Pati sejak Bupati Pati Sudewo memberlakukan kebijakan naikkan PBB 250 persen.
“Yang pertama tentu kami dari pemerintah pusat, terutama saya sendiri memang sejak munculnya dinamika di Kabupaten Pati. Kami terus berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait dan hari ini juga kita memonitor bahwa ada kegiatan unjuk rasa di Pati berkenaan dengan permasalahan kebijakan yang diambil oleh Bupati Pati,” kata Prasetyo kepada wartawan di Istana, Rabu (13/8).
Pras, begitu sapaan populernya, juga meminta semua pihak untuk menahan diri. Istana terus berkomunikasi dengan Sudewo hingga Gubernur Jateng Ahmad Luthfi.
“Pemerintah pusat menaruh perhatian dan memohon kepada semua pihak untuk juga menahan diri baik Pak Bupati, juga secara personal kami berkomunikasi terus,” lanjutnya.
“Saya memonitor terus, berkomunikasi dengan Bapak Gubernur Jawa Tengah. Semoga juga segera bisa kita cari jalan keluar terbaik bahwa kita juga menghormati semua proses ya, unjuk rasa yang dilakukan oleh masyarakat Pati,” sambungnya.
Prasetyo mengatakan Istana menghormati keputusan DPRD pati yang mengajukan hak angket pemakzulan.
“Kami tadi memonitor bahwa DPRD Pati menggunakan haknya, yaitu semua proses kita hormati, dan pemerintah pusat akan terus memonitor dan berkoordinasi dengan semua pihak,” kata Prasetyo.
Demonstrasi di Pati berujung ricuh terutama saat Bupati Sudewo muncul di tengah-tengah massa dan hendak mendengarkan aspirasi demonstran. Akan tetapi, kehadiran Sudewo kemudian memicu aksi kemarahan publik terlihat dari aksi lemparan sandal dan botol plastik air minum kemasan ke arah Sudewo.
Kepolisian kemudian membubarkan aksi unjuk rasa tersebut, dan menangkap 11 demonstran yang diyakini berlaku sebagai provokator.