Intime – Direktur Politic and Public Policy Studies (P3S), Jerry Massie, menilai Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) seharusnya menikmati masa pensiunnya dengan tenang dan menjauh dari hiruk-pikuk politik.
Jerry mengingatkan, saat Jokowi menyatakan akan pulang kampung dan tak lagi mengurus politik setelah pensiun, hal itu seharusnya menjadi komitmen. Namun kenyataannya, Jokowi masih aktif turun dan bertemu dengan Presiden Prabowo Subianto, yang dulu didukungnya menjadi presiden.
“Semua omongan Jokowi dari dulu saya tak pernah percaya. Prabowo harus waspada, jangan terperdayai. Saran saya, tak perlu ketemu, tak ada yang urgent dan juga buang-buang energi. Beda saran dan masukan Presiden ke-6 SBY yang cerdas dan negarawan ketimbang Jokowi yang bikin kacau saja,” kata Jerry, Selasa (7/10).
Jerry menduga, upaya Jokowi untuk tetap berada di lingkaran kekuasaan kemungkinan besar bertujuan menjaga beberapa titipannya agar tak terganggu.
“Saya kira Jokowi harus diperiksa psikologisnya, lantaran semua presiden tak seperti dia. Kalau sudah pensiun tak perlu lagi campur tangan tugas presiden. Dia memang ambigu buat Gibran. Jadi dia ingin selamatkan dirinya dari jeratan hukum, Gibran dan juga menterinya biar tak terdegradasi,” ujarnya.
Ia menekankan bahwa jika Jokowi terus cawe-cawe, hal itu bisa menurunkan pandangan publik terhadap dirinya. Publik bisa menilai mantan presiden sebagai sosok rendah, tak bernilai, bahkan kehilangan wibawa.
“Bisa saja dia akan menyelematkan usahanya dan juga proyek yang dia bikin seperti IKN. Atau bisa saja persengkokolannya dengan para konglomerat yang belum selesai, jadi dia ingin menyelamatkannya,” pungkas Jerry.