Jerry Massie Sebut Kritik Hasan Nasbi ke Menkeu Purbaya Bagian dari Serangan Terstruktur

Intime – Direktur Political and Public Policy Studies (P3S) Jerry Massie menanggapi kritik yang dilontarkan Hasan Nasbi kepada Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa terkait pernyataannya di ruang publik yang dinilai keras dan kontroversial.

Jerry menilai kritik tersebut tidak masuk akal karena, menurutnya, Hasan Nasbi saat ini masih menjabat sebagai salah satu komisaris independen di Pertamina.

“Saya pikir ini serangan dan gempuran terstruktur dari geng Solo. PDIP pun mati-matian menyerang sejumlah kebijakan Purbaya. Memang kalau orang jujur dan benar konsekuensinya akan dibombardir,” ujar Jerry dalam keterangan tertulis, Rabu (29/10).

Ia menilai Purbaya tengah menghadapi tekanan dari berbagai pihak karena berupaya melakukan pembersihan di sektor-sektor strategis, termasuk pajak dan bea cukai, yang selama ini disebut sarat praktik korupsi.

“Geng mafia dan para bandit akan terus menghajar Purbaya, apalagi dia akan membersihkan sektor pajak dan bea cukai. Ini langkah yang tidak semua pejabat berani lakukan,” kata Jerry.

Lebih lanjut, Jerry menilai hanya sedikit menteri di kabinet yang memiliki ketegasan seperti Purbaya. Menurutnya, di antara jajaran kabinet Prabowo Subianto, hanya Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa dan Menteri Pertanian Amran Sulaiman yang dinilai tegas, berani, dan berintegritas tinggi.

“Yang lain, biasa-biasa saja dan standar belum terlihat prestasinya. Purbaya berani karena dia ditopang dan didukung Prabowo, dan yang bisa mencopot Purbaya hanyalah Presiden Prabowo. Untuk membersihkan Indonesia dari sarang korupsi harus ada banyak pemimpin koboi ala Purbaya. Kalau ada 5 saja pasti Indonesia aman dan makmur,” tegasnya.

Terkait isu proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung (Whoosh), Jerry menyebut sebagian kritik terhadap Purbaya muncul karena sikapnya yang menolak penggunaan dana APBN untuk melunasi utang proyek tersebut.

“Para pihak tertentu geram karena utang Kereta Cepat Whoosh yang mereka banggakan tidak digubris Purbaya. Dia tegas menolak menggunakan APBN untuk menutup utang itu,” kata Jerry.

Diketahui, total utang yang ditanggung konsorsium BUMN Indonesia–China (PSBI) untuk proyek Kereta Cepat Whoosh mencapai USD3,26 miliar atau sekitar Rp54 triliun. Nilai tersebut menghasilkan beban bunga tahunan sekitar USD74,5 juta atau setara Rp1,2 triliun.

“Restrukturisasi utang dengan China membuat tenor pelunasan mencapai sekitar 60 tahun. Jadi, bisa saja Hasan menyerang Purbaya karena dia tidak mau melunasi utang proyek itu dengan uang rakyat,” pungkas Jerry.

Artikel Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -spot_img

Indonesia Terkini