Kabinet Prabowo Diwarnai Blunder Komunikasi dan Kebijakan Menteri

Intime – Direktur Rumah Politik Indonesia, Fernando EMaS, menilai pemerintahan Presiden Prabowo Subianto diisi oleh sejumlah tokoh yang sejak awal menarik perhatian publik.

Namun, perhatian tersebut datang dengan dua wajah berbeda, ada yang menuai apresiasi karena prestasi dan gebrakan kebijakan, tetapi ada pula yang disorot akibat pernyataan dan kebijakan yang dinilai blunder.

“Ada menteri atau kepala badan/lembaga yang mendapatkan perhatian publik karena prestasi atau gebrakan kebijakannya, namun ada juga yang mendapatkan sorotan karena kebijakan atau pernyataannya yang blunder,” kata Fernando, Senin (29/12).

Fernando menyebut salah satu figur yang memperoleh respons positif dari publik adalah Purbaya Yudhi Sadewa, yang dilantik sebagai Menteri Keuangan pada 8 September 2025. Sosok yang kini dikenal dengan julukan “Menteri Koboi” itu dinilai mampu mencuri perhatian publik sejak awal menjabat.

“Gaya koboi Purbaya dalam melakukan komunikasi dan mengambil kebijakan ternyata banyak disukai oleh masyarakat Indonesia. Walaupun baru menjabat sebagai Menkeu selama tiga bulan, Purbaya sudah mampu memberikan harapan kepada masyarakat terkait kebijakan yang diambil,” ujarnya.

Berbeda dengan Purbaya, Fernando menilai Bahlil Lahadalia dan Zulkifli Hasan belum mampu membangun komunikasi publik dan kebijakan yang memuaskan masyarakat, meskipun keduanya telah beberapa kali dipercaya menduduki jabatan menteri.

Menurut Fernando, Bahlil beberapa kali menuai kritik akibat kebijakan yang dinilai blunder saat menjabat sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Salah satunya adalah kebijakan subsidi gas elpiji 3 kilogram yang memicu kelangkaan dan protes publik akibat pembatasan pembelian di tingkat pangkalan.

Sementara itu, Zulkifli Hasan juga menjadi sorotan ketika aksinya memanggul beras bantuan bagi warga terdampak banjir dan longsor justru menuai sindiran. Publik menilai tindakan tersebut lebih bernuansa pencitraan politik ketimbang empati.

Fernando juga menyinggung Dadan, yang meski telah dilantik sejak 19 Agustus 2024, dinilai kerap memicu polemik dalam menyampaikan rencana kebijakan. Salah satunya terkait wacana penggunaan serangga sebagai menu dalam program Makanan Bergizi Gratis (MBG).

“Seharusnya momen retreat yang dilaksanakan pada awal pemerintahan Presiden Prabowo Subianto memberi manfaat agar para pembantunya tidak terus membuat blunder,” pungkas Fernando.

Artikel Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -spot_img

Indonesia Terkini