Ketua Umum Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam Universitas Negeri Jakarta (KAHMI UNJ), Wawan Saipul Irwan, menekankan penguatan sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta (sishankamrata) menjadi salah satu fokus utama dalam muatan RUU TNI.
“Sebab, sishankamrata jadi faktor kunci dalam menghadapi berbagai dinamika ancaman nasional yang semakin kompleks,” katanya dalam keterangannya, Kamis (25/7).
Menurutnya, ancaman yang dihadapi tidak hanya berupa ancaman militer konvensional, tetapi juga ancaman nonmiliter, seperti terorisme, siber, dan bencana alam.
“Oleh karena itu, RUU TNI diharapkan dapat menjawab tantangan ini melalui penguatan kerangka kerja sishankamrata yang lebih komprehensif dan adaptif,” ucapnya.
Ia melanjutkan, Indonesia dihadapkan pada ancaman yang semakin beragam dan kompleks.
“Ancaman tradisional, seperti konflik bersenjata dan invasi, masih menjadi perhatian. Namun, ancaman nontradisional, seperti serangan siber, terorisme, dan perubahan iklim, juga tidak bisa diabaikan karena sulit diprediksi,” jelasnya.
Mahasiswa doktoral Sekolah Pascasarjana IPB ini membeberkan beberapa aspek dalam penguatan Sishankamrata pada RUU TNI.
“Penegasan peran TNI dalam pertahanan negara, pengembangan sumber daya manusia yang terlatih dan profesional, serta peningkatan alutsista dan teknologi pertahanan. Bagaimana aspek ini dapat terimplementasi dengan baik? Butuh payung yang kokoh,” bebernya.
Selain itu, menurutnya, substansi RUU TNI juga dapat menekankan pentingnya kolaborasi sipil-militer dalam menjaga kedaulatan dan keamanan negara.
“Sishankamrata bukan hanya tanggung jawab TNI, tetapi juga melibatkan seluruh komponen bangsa dalam upaya pertahanan sesuai pengamalan Pasal 30 ayat (1) UUD 1945,” tandasnya.
Publik, sambung Wawan, berharap salah satu fokus utama dalam RUU TNI dapat mengangkat isu kerjasama sipil-militer. Utamanya operasi civic-mission.
“Operasi ini melibatkan TNI dalam kegiatan nonmiliter, seperti penanganan bencana, pembangunan infrastruktur, dan pelayanan kesehatan. Kerja sama ini bertujuan untuk memperkuat sinergi antara TNI dan masyarakat sehingga mampu merespons berbagai krisis dengan lebih cepat dan efektif,” harapnya.
Sebagai insan akademis, bagi Wawan, RUU TNI menjadi hal fundamental untuk segera disahkan.
“Prinsipnya, kami melihat RUU ini penting dalam merespon dinamika global dan regional yang semakin kompleks. Di sinilah challenge TNI agar bisa lebih berbuat menjaga kedaulatan negara,” tutupnya.