Kasus COVID-19 di Singapura Melonjak, Warga Indonesia Diminta Tidak Panik

Kasus COVID-19 di Singapura mengalami lonjakan dalam beberapa pekan terakhir.

Pada 19-25 November, lonjakan COVID-19 di Negeri Singa naik dua kali lipat menjadi 22.094.

Menanggapi hal tersebut, anggota Komisi IX DPR RI Rahmad Handoyo meminta masyarakat tidak panik atas lonjakan kasus COVID-19 yang terjadi di Singapura.

Tetapi, masyarakat diminta untuk terus meningkatkan kewaspadaan, dengan tetap menjalankan protokol kesehatan. Sebab, meski pandemi secara darurat sudah berakhir, bukan berarti sudah tidak ada.

“Berkaca dari apa namanya (lonjakan) Thailand maupun di Singapura ya kita justru kita untuk meningkatkan kewaspadaan. Kita pasang kuda-kuda jangan serta-merta bahwa COVID-19 sudah tidak ada, meskipun kondisi darurat kan sudah tidak ada ya kemudian aturan-aturan kita juga sudah dilonggarkan sedemikian rupa,” tuturnya di Jakarta, Selasa (5/12).

“Kita enggak perlu panik apa yang sudah terjadi di negara tetangga bisa jadi analisa yang di negara tersebut adalah karena mungkin mengalami penurunan setelah terjadi dysfunction immune,” sambung Handoyo.

Lebih lanjut, Politisi Fraksi PDI-Perjuangan ini mendorong pemerintah untuk meningkatkan surveilans (praktik epidemiologi yang memantau penyebaran penyakit). Agar nantinya pemerintah memiliki data yang kuat untuk memprediksi, mengamati dan meminimalisasi wabah, epidemi dan pandemi.

“Kepada pemerintah kita dorong untuk meningkatkan surveilans ya. Dengan meningkatkan surveilans itu kita punya data yang kuat, manusia kita perkuat lagi di dari sisi meningkatkan surveilans kita dengan harapan ketika terjadi atau warga masyarakat yang berkunjung ke fasilitas kesehatan itu ternyata ada tanda-tanda yang ada mengalami kenaikan Kita juga harus lebih waspada lagi,” pungkasnya.

Artikel Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -spot_img

Indonesia Terkini