Intime – Kuasa hukum keluarga mendiang diplomat Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Arya Daru Pangayunan, Nicholay Aprilindo, meminta Komisi III DPR RI segera menggelar rapat dengar pendapat (RDP) untuk mengungkap dugaan kejanggalan dalam kasus kematian kliennya.
Nicholay menyampaikan langsung surat permohonan RDP kepada Ketua Komisi III DPR, Habiburokhman, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta. Menurutnya, surat tersebut telah diterima dan pihaknya kini menunggu jadwal resmi yang akan ditetapkan DPR.
“Kami baru selesai menghadap Ketua Komisi III, Bapak Dr. Habiburokhman, dan menyampaikan surat permohonan RDP dalam rangka difasilitasi untuk mengungkap kasus kematian misterius dari almarhum Arya Daru. Surat itu sudah diterima, tinggal menunggu jadwal dari Komisi III,” kata Nicholay, Selasa (3/9).
Ia menegaskan, keluarga meyakini kematian Arya bukanlah bunuh diri, melainkan pembunuhan berencana yang dilakukan dengan cara yang rapi dan sistematis.
“Saya sekali lagi katakan, ini pembunuhan berencana. Direncanakan sedemikian rupa, sedemikian sempurna, tapi tetap ada yang tercecer, karena kejahatan tidak selamanya sempurna,” ujarnya.
Nicholay menyebut sejumlah kejanggalan dalam peristiwa kematian Arya. Menurutnya, terdapat luka-luka, memar, serta lebam di tubuh korban. Selain itu, jenazah ditemukan dalam kondisi dibungkus plastik, dililit lakban, dan diselimuti, yang menurutnya tidak masuk akal jika disebut sebagai aksi bunuh diri.
“Masa orang bunuh diri, dia lukai tubuhnya sendiri, kemudian plastikin kepalanya, lilit dengan lakban, lalu menyelimuti dirinya? Itu tanda tanya besar. Dari tata cara proses kematian, bahkan orang awam pun bisa tahu ada yang janggal,” tegasnya.
Meski begitu, Nicholay menyerahkan sepenuhnya kepada aparat penegak hukum untuk mengungkap motif di balik dugaan pembunuhan tersebut.
“Kalau motifnya, biarlah penyidik yang mengungkap. Kami tidak boleh berspekulasi,” tambahnya.
Keluarga berharap, melalui fasilitasi DPR, kasus kematian Arya Daru dapat diusut secara transparan dan tuntas, demi mendapatkan keadilan bagi almarhum.
