Intime – Direktur Rumah Politik Indonesia (RPI), Fernando Emas, mendesak Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) melakukan pembinaan terhadap Bupati Aceh Tenggara, Salim Fakhry, yang menyampaikan harapan agar Presiden Prabowo Subianto dapat menjabat sebagai presiden seumur hidup.
Pernyataan itu disampaikan Fakhry saat Presiden Prabowo meninjau lokasi pengungsian korban banjir dan longsor di Kutacane, Aceh Tenggara.
“Kemendagri diminta melakukan pembinaan terhadap Bupati Aceh Tenggara Salim Fakhry agar bisa menempatkan hati nuraninya dan tidak selalu memanfaatkan situasi untuk kepentingan politik,” kata Fernando kepada wartawan di Jakarta, Rabu (3/12).
Fernando menyayangkan pernyataan Fakhry yang dinilai memanfaatkan momentum bencana alam untuk menciptakan panggung politik, terutama ketika masyarakat sedang berada dalam kondisi sulit akibat banjir dan longsor.
Menurutnya, ungkapan harapan agar Prabowo menjadi presiden seumur hidup merupakan tindakan yang tidak pantas dan mencederai etika seorang kepala daerah.
“Selain itu, Muhammad Salim Fakhry menyampaikan pilihan politik warganya di Pemilu 2024 yang memilih Prabowo. Pernyataan tidak berkelas sebagai kepala daerah,” ujarnya.
Fernando bahkan menilai bahwa seandainya dirinya berada di posisi Presiden Prabowo, ia tidak akan tinggal diam atas pernyataan bernuansa politik tersebut. Ia menilai Fakhry gagal memahami sensitivitas situasi kemanusiaan di tengah bencana.
“Kalau saya jadi Prabowo Subianto, sudah kena tempeleng dia karena tidak tahu melihat situasi dan kondisi untuk memanfaatkan menjadi panggung politiknya. Atau jangan-jangan Prabowo menikmati pernyataan dari Bupati Aceh Tenggara tersebut,” tuturnya.
Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto berkunjung ke lokasi pengungsian korban banjir di Aceh Tenggara pada Senin (1/12). Dalam kesempatan itu, Fakhry memuji kehadiran Prabowo sebagai pemimpin negara pertama yang datang ke daerahnya pascabencana.
Ia juga menyampaikan rasa terima kasih dan meminta dukungan pemerintah pusat untuk pemulihan wilayah terdampak.
“Kehadiran Bapak sebagai pemimpin negara mengobati hati rakyat Aceh Tenggara yang dulu setia memilih Bapak,” kata Fakhry dalam video yang diunggah YouTube Sekretariat Presiden.
Dalam bagian lain pernyataannya, Fakhry menambahkan, “Kami tidak sia-sia mendukung Bapak. Hari ini Bapak adalah tokoh kami.”
Pernyataan tersebut kemudian menuai sorotan dan kritik dari berbagai pihak, termasuk Fernando Emas, yang menilai bahwa bencana seharusnya menjadi ruang empati, bukan arena politik.

