Intime – PT Kereta Api Indonesia (Persero) mulai mengoperasikan Kereta khusus Petani dan Pedagang pada layanan Commuter Line Merak sejak Senin (1/12).
Layanan baru ini merupakan hasil kolaborasi KAI Group dan Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan untuk memperlancar distribusi hasil pertanian dan komoditas perdagangan lokal di wilayah Banten.
Seluruh proses desain dan modifikasi sarana dikerjakan Balai Yasa Surabaya Gubeng, mulai dari penataan interior, ruang bagasi, hingga sistem pendukung perjalanan agar sesuai kebutuhan pelaku usaha kecil.
Vice President Corporate Communication KAI, Anne Purba, menjelaskan bahwa kehadiran layanan ini mencerminkan kemampuan industri perkeretaapian nasional dalam merespons kebutuhan masyarakat.
“Setiap detail dirancang agar perjalanan aman, nyaman, dan tertata. Dengan begitu, petani dan pedagang dapat memasarkan produk dengan lebih mudah,” ujarnya di Jakarta, Selasa (2/12).
Tarif kereta ditetapkan sebesar Rp3.000 melalui skema Public Service Obligation (PSO), sehingga tetap terjangkau bagi pengguna yang menggantungkan mobilitas pada transportasi publik. Kereta Petani dan Pedagang memiliki kapasitas 73 tempat duduk dan bagasi yang ditata khusus untuk mengakomodasi barang bawaan.
Layanan ini dirangkaikan dalam 14 perjalanan Commuter Line Merak setiap hari, masing-masing tujuh perjalanan rute Merak–Rangkasbitung dan sebaliknya. Kereta berhenti di 11 stasiun, mulai dari Rangkasbitung hingga Merak. Pengguna dapat membawa dua koli barang berukuran maksimal 100 cm x 40 cm x 30 cm.
Untuk memanfaatkan layanan ini, pelanggan wajib memiliki Kartu Petani dan Pedagang yang dapat diperoleh di loket stasiun di lintas Merak. Pemegang kartu bisa membeli tiket hingga H-7 dan melakukan boarding dua jam lebih awal.
Sarana kereta telah melalui serangkaian uji teknis, sertifikasi, serta pemasangan signage keselamatan. Pada hari pertama operasional, tercatat 12.391 pengguna Commuter Line Merak, termasuk 95 pengguna Kereta Petani dan Pedagang dengan dominasi barang bawaan berupa hasil panen, olahan makanan, dan kerajinan.
Anne menegaskan bahwa layanan ini akan menjadi penguatan bagi ekonomi lokal Banten. “KAI akan terus berkolaborasi dengan Pemerintah untuk menghadirkan layanan yang memberi manfaat sosial dan ekonomi,” tutupnya.

