Klaim Mentan Amran soal Swasembada Pangan 2026 Diragukan

Intime – Menanggapi pernyataan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman yang memastikan Indonesia memasuki era swasembada pangan mulai 1 Januari 2026, Pengamat Pangan Nur Jafar Marpaung menilai klaim tersebut belum sepenuhnya dapat dipastikan. Menurutnya, meskipun pemerintah menunjukkan kemajuan signifikan, swasembada pangan tidak bisa hanya diukur dari satu komoditas.

Nur Jafar mengakui optimisme Mentan Amran didukung oleh lonjakan produksi beras nasional serta penguatan stok pangan yang disebut sebagai yang tertinggi sepanjang sejarah, sebagaimana tercermin dalam data Badan Pusat Statistik (BPS). Namun, ia menegaskan bahwa swasembada pangan mencakup lebih luas dari sekadar beras.

“Swasembada pangan bukan hanya tentang beras, tetapi juga mencakup sembilan bahan pokok lainnya, seperti gula, garam, dan tepung. Meski demikian, saya melihat pemerintah telah menunjukkan komitmen dan upaya nyata untuk mencapai target tersebut,” kata Nur Jafar, Kamis (18/12).

Ia menekankan bahwa swasembada pangan juga berkaitan dengan distribusi, akses masyarakat terhadap pangan, serta kesejahteraan petani. Menurutnya, kedaulatan pangan harus dipahami sebagai strategi nasional dalam menghadapi tantangan global, bukan sekadar target produksi.

Untuk mencapai swasembada, Nur Jafar menilai Indonesia harus menjadi negara yang sepenuhnya mandiri dalam memproduksi pangan, khususnya komoditas strategis seperti biji-bijian, gula, dan ternak. Ia mendorong pemerintah menyusun langkah konkret, termasuk mengurangi ketergantungan impor dan meningkatkan produksi dalam negeri.

Selain itu, ia mengingatkan bahwa kedaulatan pangan bukan hanya tanggung jawab pemerintah pusat, melainkan juga pemerintah daerah. Setiap wilayah diharapkan mampu mandiri dalam memenuhi kebutuhan pangannya melalui pendekatan desentralisasi.

Nur Jafar juga menekankan pentingnya inovasi pengolahan hasil pertanian untuk meningkatkan nilai tambah ekonomi, seperti diversifikasi produk berbasis jagung. Menurutnya, inovasi tersebut dapat mendorong pertumbuhan industri pangan di daerah.

Meski begitu, ia mengingatkan tantangan yang masih dihadapi Indonesia, mulai dari perubahan iklim, produktivitas pertanian, hingga kesejahteraan petani. Karena itu, ia mendorong pemerintah memperkuat dukungan melalui teknologi modern, infrastruktur pertanian, akses pembiayaan, serta peningkatan kapasitas petani.

“Pangan adalah kehidupan. Swasembada pangan adalah kunci kemandirian bangsa yang harus dicapai bersama,” pungkasnya.

Artikel Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -spot_img

Indonesia Terkini