Koalisi Perubahan Harus Rasional, Jika Ingin Anies Menang Cawapresnya dari Tokoh NU

Koalisi Perubahan dinilai harus realistis untuk menentukan pendamping Anies Baswedan pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Saran Jusuf Kalla (JK) agar calon wakil presiden (cawapres) dari tokoh Nahdlatul Ulama merupakan pilihan tepat. 

Pendamping Anies Baswedan dari tokoh NU Jawa Tengah dan Jawa Timur dinilai sudah benar. Pangkalnya, memiliki barisan kader yang banyak di Indonesia khususnya Pulau Jawa.

Pengamat politik Ujang Komarudin, menyatakan, guna menarik simpati warga dan menambah kekuatan suara, memang nahdiyin selalu menjadi faktor penentu.

Tak jarang, tokoh yang kuat di NU dapat mendulang suara yang cemerlang dalam pertarungan Pilpres. “Kalau ingin menang, dapat dukungan publik, ingin bisa bersaing bertarung, bisa unggul pasti cari tokoh NU yang kuat secara basis massanya dan ke NU-annya,” beber Ujang saat dikonfirmasi, Rabu (29/3).

Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) ini menilai, tokoh NU memang mesti jadi pertimbangan tim pemenangan pilpres demi memenangkan kontestasi.

“Bagaimana pun tokoh NU penting, terutama yang memiliki basis massa tadi dan kekuatan elektoral itu penting untuk bisa memenangkan pertarungan,” ucapnya.

Ujang menjelaskan, alasan NU menjadi penentu kemenangan pasangan calon capres dan cawapres dalam setiap pilpres karena mayoritas pemilih berasal dari NU. Maka wajar, jika NU memiliki daya tawar dalam setiap hajatan demokrasi lima tahunan.

“Apa yang dikatakan JK itu benar karena kebutuhannya seperti itu. Kebutuhannya, kebutuhan situasi dan kondisi yang memaksa bahwa pemilih terbesar adalah umat Islam dan umat Islam terbesar ini dari kalangan nahdiyin,” urainya.

Menurut Ujang, nasihat JK soal sosok cawapres Anies harus berasal dari NU karena berkaca pada Pilpres 2019 lalu, di mana Joko Widodo memilih Ma’ruf Amin sebagai pendampingnya. Alhasil kenduanya menangkan Pilpres dengan mengalahkan pasangan Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno.

“Ucapan JK berdasar karena kita tahu pada tahun 2019 lalu Jokowi mengambil tokoh NU, Pak Ma’ruf Amin, jadi ya sudah menjadi standar umum dalam setiap pilpres karena pemilihannya langsung yang dibutuhkan tokoh NU yang memiliki elektoral yang kuat,” tutupnya.

Adapun, tiga partai yang tergabung dalam Koalisi Perubahan. Yakni, Partai NasDem, Demokrat, dan PKS.

Artikel Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -spot_img

Indonesia Terkini