Nyamuk Wolbachia Mulai Dilepas di Kembangan Jakbar untuk Tangani DBD

Hari ini Jumat (4/10) diluncurkan nyamuk Aedes Aegypti ber-Wolbachia dalam penanggulangan Demam Berdarah Dengue (DBD) di Taman Agro Eduwisata GSG RW 07, Kelurahan Kembangan Utara, Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat.

Kecamatan Kembangan menjadi lokasi pertama implementasi program Wolbachia di wilayah Provinsi DKI Jakarta.

Wali Kota Jakarta Barat Uus Kuswanto mengatakan, kegiatan penanggulangan DBD dengan metode Wolbachia di Jakarta Barat sudah dimulai sejak wilayah ini dinyatakan sebagai salah satu lokasi implementasi program tersebut, yaitu pada 2023.

Pelaksanaannya berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1341 Tahun 2022 tentang Penyelenggaraan Implementasi Wolbachia sebagai Inovasi Penanggulangan Dengue. Jakarta Barat terpilih sebagai salah satu dari lima kota terpilih selain Semarang, Bandung, Kupang, dan Bontang.

Pemprov DKI Jakarta juga melakukan pelatihan bagi para kader Juru Pemantau Jentik (Jumantik) agar mereka dapat membantu pemahaman warga terhadap program ini.

“Sosialisasi dan edukasi dilakukan secara masif di seluruh wilayah Jakarta Barat dengan berbagai metode, baik tatap muka langsung, media sosial, webinar, pemberian leaflet, serta melalui kanal informasi lainnya,” kata Uus.

Uus menambahkan, pihaknya juga melakukan pendataan OTA (Orang Tua Asuh) yang bersedia untuk dititipkan ember berisi telur nyamuk ber-Wolbachia. Hingga kini, jumlah OTA di wilayah Kembangan Utara sebanyak 1.185 orang. Mereka adalah anggota masyarakat yang telah memahami tugasnya untuk menjaga ember-ember berisi telur nyamuk ber-Wolbachia.

Kecamatan Kembangan dipilih sebagai lokasi pertama pelepasan nyamuk ber-Wolbachia karena memiliki angka DBD tertinggi pada 2023 dengan insidens rate 54,1 per 100.000 penduduk.

“Kecamatan Kembangan memiliki kepadatan penduduk yang cukup tinggi, warga masyarakatnya dikenal guyub dan suka bergotong royong, sehingga secara prinsip warga disini menerima dengan baik pelepasan nyamuk Aedes Aegypti ber-Wolbachia,” ujarnya.

Ia juga memaparkan, peningkatan kasus DBD di Jakarta Barat pada 2024 telah terjadi mulai Februari dan mencapai puncaknya pada April sebanyak 799 kasus. Pada Maret sampai Juni 2024, jumlah kasus berada di atas nilai maksimal lima tahun terakhir. Selanjutnya, kasus mulai menurun pada Juli dan pada September tercatat sebanyak 73 kasus.

Artikel Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -spot_img

Indonesia Terkini