Om Pras, Arsitek Kemenangan Pramono Anung dan Rano Karno di Pilgub Jakarta 2024

Pilkada DKI Jakarta 2024 menjadi panggung politik yang menyita perhatian nasional. Di tengah kompetisi ketat dan perebutan pengaruh yang kuat, kemenangan pasangan Pramono Anung dan Rano Karno yang diusung hanya oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menjadi sebuah kejutan besar.

Pasalanya, menumbangkan Koalisi Indonesia Maju (KIM) plus. Yakni, Partai Gerindra, Partai Demokrat, Partai Golkar, PKB, NasDem, PKS, PPP, PSI, dan PAN semuanya memiliki kursi di DPRD Jakarta.

Screenshot

Keberhasilan ini tidak lepas dari peran penting Ketua Harian Tim Pemenangan pasangan Pramono Anung-Rano Karno (Bang Doel), Prasetio Edi Marsudi, sosok yang berhasil menyatukan kekuatan politik yang sebelumnya dianggap mustahil untuk bersinergi.

Membangun Koalisi Tanpa Koalisi

Dengan hanya diusung satu partai, yakni PDIP, kemenangan Pramono-Rano menjadi bukti bahwa kerja politik tidak selalu bergantung pada besar kecilnya koalisi maupun logistik, tetapi pada kemampuan membangun strategi efektif dan soliditas dukungan baik elite maupun akar rumput.

Sebagai kader PDIP yang merintis dari bawah, Om Pras (panggilan akrab Prasetio) menghadapi tantangan besar untuk memenangkan pasangan ini di tengah persaingan sengit dengan kandidat lain yang salah satunya didukung koalisi “bongsor” berbagai partai-partai (Rido).

Pria yang menggemari olahraga Rally itu telah menunjukkan kemampuan luar biasa dalam membaca dinamika politik Jakarta. Dengan cermat, ia memanfaatkan potensi soliditas PDIP sekaligus membuka ruang dialog dengan berbagai kelompok masyarakat, termasuk yang sebelumnya tidak bersinggungan langsung dengan partai.

Menyatukan “Anak Abah” dan “Ahokers”

Salah satu langkah strategis Om Pras adalah menjembatani dua kubu yang sebelumnya berada di kutub berseberangan: “Anak Abah” (pendukung Anies Baswedan) dan Ahokers (pendukung Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok).

Dalam konteks politik Jakarta, kedua kelompok ini kerap dipersepsikan memiliki perbedaan ideologi dan preferensi politik yang tajam. Namun, Prasetio dengan piawai berhasil mengkonsolidasikan mereka dalam satu visi untuk mendukung pasangan Pramono-Rano.

Pendekatan yang dilakukan Pria kelahiran Kudus 62 tahun lalu itu berfokus pada isu-isu yang menyatukan, seperti komitmen terhadap pembangunan Jakarta yang inklusif dan keberlanjutan program-program unggulan yang sudah ada. Ia juga melibatkan tokoh-tokoh dari kedua kubu dalam dialog terbuka, menciptakan ruang untuk mendiskusikan visi bersama bagi Jakarta.

Selain itu, Om Pras juga berhasil satukan kekuatan besar ormas kebetawian antara Forkabi dengan FBR bersatu untuk menangkan pasangan Pramono-Rano Karno pada Pilgub Jakarta 2024.

Om Pras juga dikenal cukup luwes komunikasi dengan siapa pun. Baik itu dengan politis, LSM, insan media, jurnalis, dan semua golongan. Bahkan, mantan Ketua DPRD Jakarta dua periode bisa silaturahmi dengan para ulama di Jakarta. Gayanya memang ceplas-ceplos. Tapi, bisa merangkul semua kalangan. Bahkan, kekuatan The Jakmania bisa disatukan mendukung Pramono-Rano, walau tidak membawa institusi The Jakmania.

Prestasi politik yang membuka jalannya untuk berkiprah lebih besar lagi. “Pras ini hebat. Di PDIP bisa dua periode Ketua DPRD DKI dan banyak menangnya kalau kontestasi politik. Dia Punya otak “nakal” yang khas dalam politik,” ucap sohibnya almarhum Mohamad Taufik, di Pondok Ranggon, Jakarta Timur, sekitar tahun 2021.

Banyak kesan mengenai sosoknya yang tersimpan di benak orang. Teman maupun lawan dalam politik. Tetapi, nampaknya semua orang akan setuju dengan penilaian ini; “Pras adalah sosok yang memecah kebekuan komunikasi publik dan politik”. Tak berlebihan. Sebab Pras memang selalu tampil apa adanya. Ceplas-ceplos. Ini khasnya. 

Kampanye Berbasis Isu dan Emosi

Om Pras juga dikenal sebagai sosok yang memahami pentingnya pendekatan kampanye berbasis isu dan emosi. Di bawah arahannya, tim kampanye Pramono-Rano menekankan isu-isu yang relevan dengan kehidupan warga Jakarta, seperti transportasi publik yang ramah lingkungan, penanganan banjir yang terintegrasi, dan pemberdayaan ekonomi lokal.

Pendekatan ini berhasil menyentuh hati masyarakat dan menciptakan hubungan emosional dengan pasangan calon.

Selain itu, figur Rano Karno sebagai “Si Doel” menjadi aset besar dalam menarik simpati publik. mantan Ketua DPRD DKI Jakarta itu memanfaatkan popularitas Rano, bukan hanya sebagai selebriti, tetapi juga sebagai simbol warga Betawi yang dekat dengan kultur masyarakat Jakarta.

Om Pras dan Kepungan Koalisi Besar di Jakarta

Keberhasilan ini tidak hanya menjadi kemenangan bagi Pramono-Rano, tetapi juga mencerminkan bagaimana PDIP dikeroyok KIM Plus di Jakarta. Om Pras Ketua Harian Pemenangan Pramono-Rano Karno berhasil menunjukkan bahwa PDIP tidak hanya mampu menjadi partai penguasa, tetapi juga motor perubahan yang mampu merangkul semua lapisan masyarakat di Jakarta bersama memenangkan Pramono-Rano Karno

Dengan strategi politik yang inklusif dan kemampuan menyatukan berbagai kelompok, Om Pras telah mencatatkan dirinya sebagai arsitek di balik kemenangan monumental ini. Pilkada DKI Jakarta 2024 menjadi bukti bahwa kepemimpinan visioner dan pendekatan kolaboratif dapat mengatasi fragmentasi politik, membawa harapan bagi Jakarta dan warganya.

Artikel Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -spot_img

Indonesia Terkini