Ormas Tarik Iuran Pedagang di Pasar Kramat Jati Tiap Bulan Raup Rp 225 Juta

Intime – Keresahan-keresahan Pedagang kaki di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur terungkap atas kehadiran preman yang berkedok organisasi masyarakat (ormas). Pasalnya iuran bulanan lapak diminta hingga Rp 1 juta hingga lebih

Salah satu pedagang berinisial K mengatakan dirinya dan teman-temannya harus membayar setoran kepada para preman yang mengurus PKL.

“Setiap bulan harus membayar Rp 1 juta,” ujar K

Menurut K, lahan yang digunakannya sebagai tempat berjualan milik Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta. Maka lantas kata dia, jika diakumulasi dari setoran para pedagang tersebut mencapai lebih dari dua ratus juta.

“Kalau dihitung, satu pedagang bayar Rp 1,6 juta. Itu nanti dikalikan 150 pedagang. Kalau ditotal dalam satu bulan, berarti uang Rp 225 juta masuk ke kantong mereka sendiri,” ujar K.

Lebih parah lagi, K menjelaskan dirinya dan para pedagang kaki lima juga masih harus membayar uang harian.

“Nanti setiap hari harus bayar juga uang harian Rp 20 ribu,” keluh dia.

K dan kawan-kawannya akan kehilangan lapak jika tidak menyetor uang kepada preman di Pasar Induk Kramat Jati.

K menduga uang yang dibayarkan dirinya dan teman-temannya masuk kantong pribadi ormas.

“Kalau tidak setor, ya, nggak bakal boleh jualan di sini,” imbuh K.

Artikel Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -spot_img

Indonesia Terkini