Intime – Ketua DPP PDIP Andreas Hugo Pareira meminta agar fenomena pengibaran bendera One Piece tidak perlu ditanggapi secara berlebihan.
Politisi asal Flores ini menilai, pengibaran bendera One Piece tidak perlu dianggap sebagai tindakan makar.
Menurutnya, pengibaran bendera anime asal Jepang itu harusnya dimaknai sebagai kritik terhadap pemerintah.
“Terlalu berlebih-lebihan kalau menganggap bendera One Piece sebagai tindakan makar,” kata Andreas kepada media, Senin (4/8).
Wakil Ketua Komisi XIII DPR RI itu menilai, daripada ditanggapi secara represif, pemerintah seharusnya melihat fenomena ini sebagai bentuk kritik simbolik dari masyarakat.
“Ini lebih pada bentuk ekspresi sebagian publik yang mengenal komik One Piece untuk menunjukkan adanya hal yang kurang beres dalam sistem kekuasaan,” pungkasnya.
Belakangan ini publik diramaikan dengan fenomena pengibaran bendera bajak laut dari seri manga Jepang, One Piece, menjelang HUT Ke-80 RI pada 17 Agustus mendatang.
Bendera fiktif tersebut memiliki latar hitam dan tengkorak, serta dua tulang yang menyilang di belakangnya. Tengkorak berwarna putih dengan ekspresi tersenyum itu berhiaskan topi jerami kuning khas tokoh utama One Piece, Monkey D. Luffy.
Beberapa bendera fiktif itu tampak terpasang di sejumlah titik di berbagai daerah di Indonesia. Sementara di media sosial, sejumlah pengguna mengganti foto profilnya dengan logo bendera anime itu.