Pemerintah Diminta Percepat Pengembangan BOBIBOS untuk Kurangi Impor Minyak

Intime – Pengamat energi Yusri Usman menilai pemerintah perlu bergerak cepat mendorong pengembangan Bahan Bakar Original Buatan Indonesia (BOBIBOS) yang berasal dari jerami dan limbah sisa panen padi.

Inovasi ini, menurutnya, berpotensi besar mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap impor minyak mentah dan BBM berbasis fosil.

“Jika ada inovasi yang bisa mengurangi ketergantungan impor minyak, harusnya didorong cepat oleh pemerintah,” ujar Yusri saat ditemui awak media di Jakarta, Sabtu (15/11).

Yusri menegaskan pemerintah seharusnya bersikap proaktif dengan perusahaan atau pihak yang mengembangkan inovasi tersebut.

Dia meminta pemerintah melakukan pendekatan langsung atau jemput bola agar pengembangan BOBIBOS bisa dipercepat dan memberikan dampak nyata bagi pengurangan impor energi.

“Pemerintah harus proaktif dengan perusahaan yang melakukan inovasi ini. Harus jemput bola untuk menekan impor minyak mentah dan BBM dari fosil,” tegasnya.

Lebih lanjut, Yusri mengungkapkan bahwa sejumlah tokoh politik, termasuk dua kader Partai Gerindra, yakni Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi dan Anggota DPR Mulyadi—turut merespons positif kehadiran BOBIBOS.

Menurutnya, sikap tersebut patut diapresiasi di tengah upaya pemerintah mencari terobosan energi baru.

“Dua orang Gerindra, Dedi Mulyadi dan Mulyadi pasang badan atas perintah Presiden Prabowo?” ujarnya bernada tanya.

Sebelumnya, BOBIBOS menjadi perbincangan hangat setelah diklaim mampu menekan emisi hingga hampir nol serta memiliki nilai Research Octane Number (RON) mendekati 98, setara bahkan melampaui beberapa jenis BBM berkualitas tinggi di pasaran.

BOBIBOS merupakan singkatan dari Bahan Bakar Original Buatan Indonesia, Bos! dibuat dari jerami dan limbah panen padi yang selama ini kerap terbuang. Produk ini telah diperkenalkan di Bogor pada pekan lalu dalam sebuah peluncuran terbatas.

Meski demikian, pembuatan bahan bakar dari jerami bukanlah hal baru. Sejumlah penelitian internasional sebelumnya telah mengembangkan bahan bakar berbasis biomassa.

Salah satunya, seperti yang dilaporkan laman BioCycle pada 2005, bahwa berkat kemajuan bioteknologi, jerami dan limbah tanaman lainnya dapat diubah menjadi emas hijau berupa etanol selulosa.

Yusri berharap inovasi lokal seperti BOBIBOS dapat mendapat perhatian serius dan menjadi bagian dari strategi besar pemerintah dalam mencapai kemandirian energi nasional.

Artikel Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -spot_img

Indonesia Terkini